JAMBIUPDATE.CO,- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Hendra Gunawan mengatakan, Gunung Marapi termasuk salah satu gunung api yang sulit diprediksi gejala letusannya kendati sudah dilengkapi peralatan pemantauan gunung api yang relatif lengkap. “Dengan begitu banyak peralatan memang sifat dari erupsi Gunung Marapi ini sangat sulit dideteksi,” kata dia, Senin, 4 Desember 2023.
Hendra mengklaim peralatan yang disimpan PVMBG untuk mengamati Gunung Marapi relatif lengkap. Semua peralatan tersebut diklaimnya berfungsi saat letusan tiba-tiba gunung tersebut yang terjadi 3 Desember 2023. “Memang pernah ada gangguan pada awal 2023 ini, pada Maret sempat dicuri peralatan di StasiuN GGSL di timur dan ini sudah dua kali kecurian, 2020 dan 2023,” kata dia.
Hendra mengatakan dengan peralatan yang lengkap tersebut, data yang terpantau tetap minim karena Gunung Marapi sendiri minim menunjukkan aktivitasnya. Misalnya, kata dia, gunung tersebut jarang menghasilkan gempa vulkanik yang biasanya menjadi penanda erupsi pada umumnya gunung api. “Sangat miskin gempa vulkanik di Gunung Marapi,” kata dia.
Dengan tingkat kesulitan tersebut yang menjadi alasan PVMBG menetapkan status aktivitas Gunung Marapi berada di Level II sejak tahun 2011. Dengan status aktivitas tersebut PVMBG merekomendasikan untuk mengantisipasi letusan Gunung Merapi yang bisa tiba-tiba saja terjadi.