iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Sebanyak 8 unit truk batu bara diketahui warga kembali melakukan pelanggaran jam operasional di kawasan Talang Gulo, Kota Jambi, Kamis (21/09).

Padahal, baru beberapa hari lalu, kecelakaan lalu lintas tragis menimpa salah satu warga Talang Gulo hingga tewas mengenaskan karena tertabrak truk angkutan batu bara yang melanggar jam operasional yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Tak ingin kejadian serupa terjadi lagi, warga Talang Gulo yang melihat aktivitas truk tersebut sekitar pukul 20.00 Wib, langsung melaporkan ke Polantas Jambi.

Tak berselang lama, aparat kepolisian pun berhasil mengamankan 8 unit truk tersebut.

Udin, salah satu warga setempat, membenarkan adanya truk yang melintas di luar jam operasional.

‘’Ya bang.  Masih jugo dak jero-jero sopir tuh. Sudah  diingatkan, janganlah kalian melanggar aturan yang sudah disepakati  bersama, karena kami tidak ingin lagi muncul korban di daerah kami. Apa lagi saat rapat di kantor lurah, katanyo dari Polantas dan Dishub mau melakukan penambahan personil di sini, boro-boro nambah personil,  orangnya saja tidak ada yang muncul,’’ cetusnyo kesal.

Di tempat terpisah, Ketua Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (LP3 NKRI)  Jambi, Pery Monjuli yang juga Wakil Ketua ATJ meminta dari berbagai pihak, khususnya Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dishub agar komitmen dengan kesepakatan yang dibuat.

‘’Kita harus komitmen  dengan kesepakatan yang sudah dibuat beberapa hari yangg lalu di kantor Lurah Talang Gulo,’’ katanya.

Apalagi, lanjut Feri, pertemuan itu langsung dihadiri Kadis Perhubungan, Asisten 1 dan pihak Polantas Jambi.

‘’Semua berjanji akan melakukan penebalan di Talang Gulo yang sangat rawan kecelakaan dan macet,’’ tambah Pery.

Plt Ketua ASABA Jefri BP melihat kejadian semalam kenapa sopir seperti sengaja melanggar aturan waktu opersional tersebut, pihaknya menduga jika unsur kesengajaan dilakukan.

‘’Hal itu patut diduga merupakan upaya tindakan sabotase untuk membuat kegaduhan yang berpotensi menimbulkan konflik antara sopir dan masyarakat,’’ ujar Jefri.

Jefri juga menghimbau agar para sopir jangan terprovokasi oleh oknum-oknum yang menginginkan kegaduhan tata kelola kegiatan angkutan batubara di Jambi  terus berpolemik.

‘’Karena jika ini terus dibiarkan terjadi, tak menutup kemungkinan diskresi akan diberlakukan lagi. Ayo rekan-rekon sopir kita ciptakan situasi kondusif untuk ketertiban dan kenyamanan bersama demi kelancaran berlalu lintas di jalan umum,’’ pungkasnya.

(*)


Berita Terkait