iklan Prosesi kegiatan Festival Air Hitam Laut atau Mandi Safar di Kecamatan Sadu. Kabupaten Tanjabtim belum lama ini
Prosesi kegiatan Festival Air Hitam Laut atau Mandi Safar di Kecamatan Sadu. Kabupaten Tanjabtim belum lama ini

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK - Festival Air Hitam Laut atau yang biasa disebut Mandi Safar di Kabupaten Tanjabtim diusulkan menjadi warisan budaya tak benda. Pengusulan ini lantaran proses ada tersebut merupakan salah satu jejak tradisi sufi di pesisir Jambi.

Memang kalau berbicara tentang Kabupaten Tanjabtim, seolah tidak akan ada habisnya. Selain kaya akan hasil lautnya, kabupaten termuda di Provinsi Jambi ini juga nyatanya kaya akan sejarah peradaban dan budaya leluhur seperti mandi safar.

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, As'ad Arsyad mengatakan, Festival Air Hitam Laut tengah diusulkan menjadi warisan budaya tak benda ke Kemendikbud dan Ristek RI.

Usulan ini berlandaskan tradisi Festival Air Hitam Laut di pantai Babussalam yang berada di Kecamatan Sadu memiliki ciri khas yang berbeda dari daerah-daerah lain yang juga memiliki tradisi ini.

"Sebelum mandi safar, masyarakat Air Hitam Laut melakukan sejumlah kegiatan persiapan," katanya.

Dia menjelaskan, kegiatan itu mulai dari munajat doa, pembuatan menara, Khataman Al-Quran hingga menuliskan doa di daun yang diikat di kepala. Masyarakat yang ingin mengikuti mandi safar tidak perlu mandi terlebih dahulu setelah bangun pagi.

"Seluruh masyarakat yang terlibat mandi Safar langsung ke pantai pada pagi pukul 06:00 WIB dan mandi di pantai," jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Prosesi mandi safar ini dilakukan pada Rabu terakhir pada bulan Safar di setiap tahunnya. Budaya mandi safar ini juga kerap menyedot perhatian wisatawan dari luar Provinsi Jambi.

"Sidang penetapan mandi safar oleh Kemendikbud dan Ristek RI ini akan dilaksanakan di periode akhir bulan September hingga awal Oktober 2022," tukasnya.(lan)

 


Berita Terkait



add images