iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA- Sebanyak 30.000 warga Australia dievakuasi akibat banjir besar yang melanda negara bagian New South Wales dan lumpuhkan kota Sidney pada Senin 4 Juli 2022.

Perintah evakuasi ini dikelaurkan pemerintah kota Sydney pada akibat hujan tanpa henti membanjiri beberapa pinggiran kota di kota terbesar Australia.

Pemerintah juga mengingatkan bahwa kedepanya kondisi cuaca tidak akan menentu dan diperkirakan hujan lebat akan kembali melanda Australia.

Sekitar 30.000 penduduk di negara bagian New South Wales dievakuasi dampak banjir yang merendam beberapa kota di sebelah barat Sydney.

Banjir di Sidney diberitakan telah merendam rumah, pertanian dan jembatan di wilayah itu dan kejadian ini merupakan yang ketiga kalinya di tahun ini.

"Banjir ini sangat menghancurkan dan sulit dpercaya," kata Walikota Camden Theresa Fedeli.

"Sebagian besar dari mereka baru saja dilanda banjir beberapa waktu lalu, begitu selesai banjir kembali,” tambah Theresa.

Sedangkan Perdana Menteri New South Wales, Dominic Perrottet mengungkapkan bahwa kejadian ini benar-benar ujian yang sulit.

"Salam bernulan-bulan kami menghadapi banjir yang sangat menyulitkan,” tambah Dominic.

Dilansir dari reuters.com, meskipun demikian hingga saat ini beum ada korban jiwa yang dilaporkan oleh pemerintah setempat karena pihak berwajib memaksa warga untuk segera melakuka evakuasi dan melarang untuk berkendara selama musibah tersebut

Curah hujan yang mengguyur di sepanjang pantai New South Wales dari Newcastle ke selatan Sydney mencapai 100 milimeter (4 inci).

Besaran curah hujan tersebut diperkirakan akan mengguyur dalam 24 jam menurut laporan Biro Meteorologi.

"Kami memperkirakan hujan akan turun lagi mulai sore ini," kata Jonathan How, ahli meteorologi BoM.

Lebih dari 200mm hujan telah turun di banyak daerah, sebagian bsar juga akan mendapatkan curah hujan hingga 350mm sejak Sabtu lalu.

Pihak Climate Council said mengunkapkan bahwa Australia menjelaskan bahwa Australia tidak siap dalam menghadapi perubahan iklim global yang dipercaya menyebabkan musibah banjir ini.

Cuaca yang tak menentu dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor, dengan daerah tangkapan sungai sudah mendekati kapasitas penuh setelah fenomena La Nina yang terkait dengan peningkatan curah hujan.

Peningkata curah hujan ini biasa terjadi di wilayah pantai timur Australia selama dua tahun terakhir.

Selain banjir, cuaca buruk juga telah memaksa penundaan peluncuran roket NASA yang dijadwalkan 24 jam pada Senin dari Arnhem Space Center di Australia Utara.

Menteri Manajemen Darurat Federal Murray Watt telah menawarkan lebih banyak pasukan dalam membantu penanganan banjir ini.

“Pada hari Senin pemerintah telah mengaktifkan sistem manajemen darurat satelit untuk membantu upaya bantuan banjir,” tambah Murray.(*)


Sumber: Disway.id

Berita Terkait



add images