iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pixabay)

Menambah tekanan pada permintaan, wabah Covid di China menimbulkan kekhawatiran akan fase baru penguncian.

Harga minyak yang lebih tinggi dan perkiraan ekonomi yang melemah meredupkan prospek permintaan komoditas berjangka, kata Badan Energi Internasional.

Tetapi kekhawatiran persisten tentang pasokan yang ketat menandakan harga minyak masih bertahan di dekat USD120 per barel.

Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, berjuang untuk mencapai kuota produksi minyak mentah bulanan mereka, yang baru-baru ini dihantam krisis politik yang mengurangi output Libya.

"Karena produksi OPEC masih jauh dari tingkat yang diumumkan, ini akan mengakibatkan defisit pasokan sekitar 1,5 juta barel per hari di pasar minyak pada paruh kedua 2022," kata Carsten Fritsch, analis Commerzbank di Frankfurt.

Harga minyak mendapat dukungan dari pasokan bensin yang ketat. Presiden AS Joe Biden meminta perusahaan minyak untuk menjelaskan mengapa mereka tidak mengalirkan lebih banyak bensin ke pasar.(FIN)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images