iklan

Oleh : Dr. Noviardi Ferzi

Nasib manusia memang berbeda, tuah dibadan tak bisa dilawan, di orang kemarahan Gubernur bisa menjadi berkah, tapi bagi orang lain yang tak beruntung, ini menjadi malapetaka. 

Suratan nasib ini terlihat ketika melihat aksi heroik Gubernur Al Haris di SMU Titian Teras Pijoan Jambi (7/2) kemarin. Dalam sidaknya pak Gubernur kecewa berat meilihat pengelolaan SMU kebanggaan provinsi Jambi itu. Bagaimana bisa tumpukan sampah terlihat mengunung di asrama sekolah bergengsi itu. Ini katanya baru satu persoalan, belum lagi masalah keluhan akan kualitas pembelajaran di sana.

Konsekuensinya dalam inspeksi mendadak kali ini tak main - main, jabatan kepala sekolah hilang dalam hitungan hari. Bersyukur Pak Gubernur masih berbaik hati menempatkannya menjadi kepala sekolah di salah satu SMU di Muaro Jambi.

Tentu, tak ada yang salah dari sidak pak Gubernur ke unit kerja manapun yang ia pimpin, selain itu tugasnya, gaya sidak berbau pencitraan ini memang sedang tren dilakukan. Gubernur Haris sendiri bukan pertama kali melakukannya, sebelumnya, ia bahkan rela jalan kaki dari gedung DPRD Provinsi Jambi untuk menyidak sekaligus memarahi Direktur Rumah Sakit terkait masalah layanan disana, waktu itu Haris bahkan sempat mengancam akan mencopot Feri Kusnadi, suatu ancaman yang akhirnya tak terbukti.

Namun, seperti yang saya katakan di awal, inspeksi mendadak yang dialami Kepala Sekolah Titian Teras dan Direktur RSUD membawa konsekuensi yang sungguh berbeda. Jika si Pahrin langsung dimutasi ke sekolah lain, sang Plt Direktur malah mendapatkan promosi. Tak tanggung - tanggung Feri Kusnadi setelah disidak dan dimarahi, diangkat menjadi kepala dinas kesehatan Provinsi Jambi plus dipertahankan sebagai Plt Direktur RSUD.

Disinilah logika publik bertanya, jika sebagai PLT RSUD saja, ia sempat disidak dan dimarahi, artinya, ada sesuatu kinerja yang tak membuat puas sang Gubernur. Namun anehnya, masih dipertahankan malah mendapat promosi. 

Atau bisa jadi rasa tak puas akan kinerja tadi yang membuat Gubernur mengangkatnya sebagai kepala dinas. Selaku rakyat kita hanya bisa bertanya - tanya, ada apa gerangan. Dan jawabannya hanya ada pada Gubernur. Ada apa ?

Anomali sikap Gubernur ini bisa saja ketika selesai sidak, ia baru tahu ternyata kinerja sang Plt Dirut RSUD begitu hebatnya, dan sidak yang ia lakukan salah, atas kesalahannya inilah Gubernur menyesal dan mempromosikan yang bersangkutan. 

Terkait dengan ini, sebenarnya, Ombudsman RI Perwakilan Jambi telah menyoroti pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. Hal ini terkait pemberitaan mengenai pelayanan bagi pasien yang terganggu.

Bahkan Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi M Khairil mendapatkan laporan terdapat pasien yang antre dari pukul 08.00 WIB pagi, sampai pukul 11.00 WIB siang, namun belum juga dipanggil untuk mendapatkan pelayanan.

Hal ini disebabkan manajemen Rumah Sakit yang belum berjalan dengan  baik, akibat jabatan Direktur dipegang oleh Feri Kusnadi selaku pelaksana tugas yang merangkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.

Untuk hal ini kepala Ombusman Saiful Roswandi  mengingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) agar menanggapi serius hal tersebut karena pelayanan Rumah Sakit merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat.


Berita Terkait



add images