iklan Pahmi Sy.
Pahmi Sy.

Perubahan ekologis tersebut menghilangkan pengetahuan lokal masyarakat terhadap tumbuhan hutan, tumbuhan obat dan pengetahun terhadap perubahan iklim dan musim yang baik untuk usaha pertanian.

Berdasarkan kondisi yang demkian perlu pandangan yang komprehensip untuk melihat lingkungan secara utuh, mulai dari areal perbukitan, aliran sungai dan dataran rendah, sebab kerusakan dihulu akan berakibat di daerah hilir, secara ekologis alam Jambi dan daerah sekitarnya merupakan satu kesatuan, seperti juga kabut asap dari Jambi akan sampai ke Malaysia dan Singapure.

Tidak hanya sebatas itu kerusakan ekologis akan berdampak pada kehidupan sosial, tidak hanya masyarakat sekitar seperti SAD, Melayu dan Suku Pendatang atau transmigrasi, tetapi berakibat pada masyarakat kota dan masyarakat lebih luas, kalau produksi alam dan pertanian mereka rusak, maka akan rusak pula pengguna di kota.

Membangunkan kesadaran semua pihak baik pemerintah, pihak swasta dan masyarakat akan pentingnya ekologi yang sehat, kemudian senirgitas antara pemangku kepentingan mulai dari pusat sampai daerah maka setidaknya kita sudah berupaya menembus masa depan generasi berikutnya dan menyelamatkan dunia dari krisis ekologis.

Belajar dari SAD, “tebang satu tanam satu”, menghidupkan pekarangan dengan membangun warung dan apotik hidup, menjaga hijaunya kampung permukiman, menyelipkan tenaman penyangga di kebun karet dan kebun sawit. Dan menyelamatkan 4 Taman Nasional yang diamanahkan ke Jambi adalah upaya yang baik untuk masa depan generasi. Akhirnya mari kembali ke lagu Negeri Jambi ciptaan Andy Gomez dan Herman TBJ “ayo kawan semua, jago negeri yang makmur ini dengan segalo upayo kito agar negeri bijak bestari, Sekian.(*)

(Penulis adalah Sekretaris Wilayah ISNU Jambi dan Ketua LSOTF UIN STS Jambi)


Berita Terkait



add images