iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Dok Jambiupdate)

JAMBIUPDATE.CO - Cendikiawan Muslim Alwi Shihab mengungkapkan hakikat puasa mengacu pada ayat-ayat dalam Alquran. Khususnya dalam surat Albaqarah dari ayat 183 sampai 188.

Ulama yang sempat mengajar di Harvard University Amerika Serikat itu mengatakan bahwa kewajiban berpuasa sejatinya bukan hanya untuk umat Muhammad. Peradaban-peradaban sebelum datangnya Islam juga mewajibkan umatnya melaksanakan ibadah puasa.

“Kalau kita melihat sejarah peradaban hampir semua sejak zaman dahulu sampai sekarang peradaban yang ada di dunia ini mencanangkan puasa kepada masyarakat mereka,” kata Alwi Shihab dikutip dari JPM TV (Jawa Pos Grup).

Menurut Alwi Shihab, agama samawi seperti agama Yahudi, Kristen dan Islam sangat mengenal ibabah puasa. Dalam peradaban Mesir dan peradaban Yunani juga mengenal puasa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Alwi Shihab juga mengungkapkan, puasa memiliki tujuan dalam agama-agama dan peradaban umat manusia. Puasa ada yang digunakan untuk tujuan mendapatkan ilmu kekebalan. Namun dalam Islam, ibadah puasa memiliki tujuan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

“Dalam Islam puasa adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih takwa,” tutur Alwi Shihab.

Dia kemudian memberikan penjelasan mengenai makna takwa. Menurutnya, ada banyak penjelasan terkait takwa. “Tapi yang paling tepat definisinya bagaimana menghadirkan Allah dalam diri kita. Apabila kita sudah bisa menghadirkan Allah dalam perilaku kita, dalam sepak terjang kita, dalam segala sesuatu kehidupan kita, maka kita akan selalu merasa dekat kepada Allah,” tuturnya.

Orang yang bertakwa, lanjut Alwi Shihab, akan mudah untuk melaksanakan semua kewajiban yang diperintahkan Allah dan diberikan kekuatan untuk menjauhi segala larangan-Nya. Dia mengungkapkan, takwa dalam ayat ayat Alquran menjadi kata kunci bagi manusia.

“Sekian banyak ayat menyebut kata takwa di dalam Alquran dan takwa ini adalah kata kunci untuk kita menunjukkan kedekatan kita kepada Allah,” ungkapnya.

Menariknya, kata takwa sangat melekat kepada orang yang berpuasa. Ibadah ini sejatinya sangat berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya seperti salat, zakat atau haji yang bisa ‘dipamerkan’ ke orang. Akan tetapi, ibadah puasa adalah ibadah rahasia, tidak ada yang tahu kecuali orang bersangkutan dengan Tuhan.

“Karena orang yang berpuasa tidak mungkin berpuasa mengikuti tuntutan Allah kalau dia tidak merasa Allah hadir dalam kehidupannya,” tutur Alwi Shihab.

“Tidak ada yang mengetahui apakah dia berpuasa atau tidak puasa, tetapi orang yang berpuasa betul betul dia merasa melakukan ini demi Allah SWT,” imbuhnya.

Karena ibadah puasa kaitannya langsung dengan Sang Khaliq, ganjaran yang Allah janjikan bagi orang yang berpuasa yang dilandasi dengan takwa sungguh sangat luar biasa. Alwi Shihab menyebut pahalanya bisa menebus dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu.

“Salah satu ganjaran orang yang berpuasa dengan konsisten dan iman yang kukuh, maka dosa dosa sebelumnya akan diampuni oleh Allah SWT,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu Alwi Shihab juga menjelaskan, dalam menjalankan ibadah puasa harus disesuaikan dengan batas kemampuan. Hal itu pula kenapa di dalam agama terdapat rukhsah, semacam dispensasi atau keringanan dalam menjalankan ibadah dalam situasi dan kondisi tertentu.

“Kalau orang yang bepergian atau dalam keadaan sakit, maka boleh tidak melaksanakan ibadah puasa atau dilaksanakan di kemudian hari,” paparnya.

Alwi Shihab juga melantunkan ayat Alquran tentang doa yang ada diantara ayat ayat tentang puasa. Menurutnya, meski doa tidak berkaitan secara langsung dengan puasa, tapi orang-orang berpuasa dianjurkan berdoa.

“Diselipkannya ayat ini dalam rangkaian ayat puasa menunjukkan bahwa doa orang yang berpuasa sangat dianjurkan. Karena pada waktu itulah Insya Allah kita akan meraih kabul atau diterima atas doa doa kita,” paparnya.


Berita Terkait



add images