iklan Para pekerja memindahkan peti mati korban Covid-19 ke sebuah pemakaman di Jakarta, kemarin.
Para pekerja memindahkan peti mati korban Covid-19 ke sebuah pemakaman di Jakarta, kemarin. (BAY ISMOYO / AFPPINDAHKAN MAYAT TERPAPAR COVID-19:)

Sahabat Nabi Saw. pernah mengalami hal itu: ada dua sahabat Nabi Saw. yang berteman sangat akrab, yaitu Auf ibn Malik dan Sha’b ibn Jutsamah.

Keduanya pernah membuat kesepakatan: jika salah satu dari mereka meninggal dunia lebih dahulu, maka (jika bisa) yang meninggal dunia harus datang di dalam mimpi yang masih hidup.

Sha’b ternyata meninggal dunia lebih dahulu. Pada suatu malam ia datang ke dalam mimpi Auf, dan Auf melihatnya kemudian mereka berbincang:
Auf bertanya, “Bagaimana rasanya di sana?” Sha’ab, “Alhamdulillah, dosa-dosaku diampuni”.

Dalam mimpi itu Auf melihat bercak hitam di leher Sha’b

Auf, “Knp ada bercak hitam di lehermu?” Sha’ab, “Aku masih punya utang pd org Yahudi sebesar 10 Dinar. Belum sempat aku bayarkan. Maka, tolong bayarkan utangku, dan uangnya kamu ambil di sebuah kotak di pojok rumahku.

Ketahulilah, wahai Auf. Semua yang terjadi pada keluargaku sampai kepadaku, bahkan soal kucing kami yang mati beberapa hari lalu.”

Auf lantas terbangun dengan perasaan antara percaya dan tidak percaya soal mimpinya itu: antara nyata dan tidak. Ia segera bergegas ke rumah Sha’ab untuk membuktikan mimpinya.

Sampai di rumah Sha’ab, ternyata apa yang dikatakan Sha’ab dalam mimpi itu benar. Uang 10 Dinar ditemukan di sebuah kotak di pojok rumah.

Auf lantas mengambil uang tersebut untuk dibayarkan pada pemilik piutang, orang Yahudi. Auf pun bertanya pada orang Yahudi itu, apa benar Sha’b berutang 10 Dinar padanya, dan belum sempat dibayar? Orang Yahudi itu membenarkan.

Auf lantas kembali ke rumah Sha’b, dan bertanya pada Istri Sha’b, “Apakah terjadi sesuatu di rumah ini?” Istri Sha’b menjawab, “Tidak terjadi apa-apa, kecuali kucing yang mati beberapa hari lalu.” (dal/fin). 


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait