iklan Proses pembuatan batik di Rumah Batik Serumpun Berlian.
Proses pembuatan batik di Rumah Batik Serumpun Berlian.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas, melalui Pertamina EP Asset 1 Jambi Field (PEP Jambi) merangkul masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan untuk bangkit lewat Program Pengembangan Masyarakat (PPM)/Tanggung Jawab Sosial (TJS).

Terdapat dua Program Pengembangan Masyarakat unggulan PEP Jambi, yakni: Rumah Batik Serumpun Berlian dan Kebun Hidroponik Barokah. Program Rumah Batik sudah berjalan memasuki tahun ketiga, sedangkan Program Kebun Hidroponik Barokah baru berjalan tahun ini.

Legal and Relation Assistant Manager Jambi Field, Ari Rachmadi menjelaskan sejak beberapa tahun terakhir, PEP Jambi mengubah pola bantuan kepada masyarakat. Pola bantuan yang terbagi dalam kategori charity dan pemberdayaan masyarakat, kini diatur porsinya dengan mengedepankan pola pemberdayaan masyarakat.

Program Pemberdayaan Masyarakat ini, beber Ari, memiliki rencana kerja atau roadmap untuk 5 tahun ke depan. Tahun pertama, tahap inisiasi, yakni pembentukan kelompok serta penambahan sarana dan prasarana. Memasuki tahun kedua, tahap pengembangan, yakni pembangunan tempat usaha.

Tahun berikutnya, tahap pemantapan dengan melakukan diversifikasi produk dan perluasan pemasaran, baik online maupun offline.

Di tahun keempat, PEP Jambi melakukan penguatan dengan menjadikan usaha mitra binaan sebagai destinasi utama edukasi dan pembentukan Koperasi Serba Usaha (KSU).

“Tahun terakhir, masuk pada tahap kemandirian. Diharapkan mitra binaan sudah bisa mandiri dan usahanya menjadi contoh bagi daerah lain,” ujarnya.

Lewat Batik, Pertamina Gerakkan Ekonomi Masyarakat Legok

Bagi masyarakat Jambi, hal pertama yang terlintas saat mendengar nama Legok adalah Kampung Narkoba. Kawasan ini dulu memang menjadi sarang narkoba. Sebagian besar masyarakatnya menjual narkoba. Ibu-ibu rumah tangga terpaksa membantu kerja suami berdagang narkoba, tak ada pilihan lain.

Namun, kini semua berubah. Memasuki kawasan ini tidak menakutkan seperti dulu. Salah satu penyebabnya adalah kehadiran PEP Jambi lewat Rumah Batik.

“Pertamina menghadirkan Rumah Batik sebagai wadah para ibu di Kampung Legok berkreasi sekaligus menambah penghasilan keluarga,” ujar Jambi Field Manager, Hermansyah.

Rumah Batik ini berlokasi tepat di sebelah Kantor Lurah Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.

Kehadiran perusahaan pelat merah dalam program pemberdayaan masyarakat ini, membuat cinta masyarakat Legok terhadap PEP Jambi semakin membuncah.

Betapa tidak, PEP Jambi telah membuka jalan dan membantu mengerek ekonomi sekaligus mengubah stigma buruk kampung Legok.

“Pertamina EP Jambi sudah banyak membantu,” ujar Ketua Kelompok Batik Serumpun Berlian, Tinah (43) yang memanfaatkan Rumah Batik bentukan dari PEP Jambi.

Tinah mengatakan, Rumah Batik berdiri setelah mendapatkan bantuan dari PEP Jambi pada April 2018. Saat awal berdiri bernama Rumah Batik Sipin Jajaran. Akan tetapi, mulai tahun ini berganti nama menjadi Batik Serumpun Berlian.

“Awal pelatihan membatik yang terlibat sebanyak 25 orang. Sedangkan yang yang aktif hingga sekarang berjumlah 15 orang anggota,” ujar Tinah.

Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata per bulan, para pembatik bisa mengantongi uang Rp600 ribu hingga Rp2 juta per bulan. Ekonomi masyarakat Legok pun bergerak. “Sesuai penjualan dan kerja mereka,” ujar Tinah.

Kegiatan membatik ini, menurut Tinah, dilakukan mulai dari mempola, mencanting, mencolet, mewarnai, menembok hingga melorot.

Tinah mengatakan, sebelum ada program Rumah Batik, seluruh anggota sama sekali tidak ada kegiatan.

“Kalau Saya memang sudah tahu membatik, karena pernah menjadi karyawan batik. Kalau anggota lainnya memang dimulai dari nol, sama sekali tidak tahu membatik,” ujarnya.

Berkat bantuan pemberdayaan masyarakat dari PEP Jambi, kondisi ekonomi Tinah dan ibu-ibu anggota Rumah Batik mulai membaik. Mereka tidak lagi menggantungkan hidup dari suami untuk kebutuhan sehari-hari.

“Yang saya rasakan, jauh berbeda dari sebelumnya, dari ekonomi yang kurang maksimal, sekarang bisa menambah penghasilan keluarga,” ujar Tinah.

Tinah mengatakan, Kelompok Batik Serumpun Berlian terus mengembangkan motif batik. Selain motif pada umumnya, seperti: durian pecah, kapal sanggat, angsoduo, dan lainnya, mereka mengembangkan motif batik baru, seperti: stupa, pompa angguk, kiambang, tangkul, dan tugu keris.

Tidak hanya membatik, Rumah Batik inipun telah menelurkan kelompok-kelompok pengrajin terkait lainnya, seperti usaha sablon, jahit, dan lainnya.

Hidroponik Barokah, Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19

Selain membina pengrajin batik, Pertamina EP Jambi Field juga membantu para petani di Kenali Asam Atas dengan menginisiasi pembentukan kelompok Hidroponik Barokah yang dimulai akhir tahun 2019. Program pengembangan tanaman sayur-mayur organik ini baru berjalan di tahun ini. Pemilihan bidang tanam hidroponik didasari oleh mayoritas warga Kenali Asam Atas yang merupakan petani.

Kegiatan diinisiasi mulai dari pembentukan kelompok, pelatihan, penyemaian benih hingga panen dan pemasaran. Jumlah anggota 14 orang perempuan lansia yang diketuai oleh Ahmad Habibi.

Panen Perdana telah dilaksanakan pada 28 Agustus 2020 di Kebun Hidroponik Gerai Energi yang terletak di area Komplek PEP Jambi, Kelurahan Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.

Ketua Kelompok Hidroponik, Ahmad Habibi melalui anggota, Deslinda menjelaskan bahwa Kebun Hidroponik terletak di dalam greenhouse berukuran 20x11 meter dengan 5.000 lubang tanam.

Hidroponik ini dikelola oleh masyarakat Kenali Asam Atas yang tergabung dalam Kelompok Gading Mas Jaya. Sistem kerja, operasional kebun, dan penjualan sayur hidroponik diatur dengan shift pagi pukul 09.00 hingga 12.00 dan shift sore pukul 16.00 hingga 18.00.

“Saya berharap Kebun Hidroponik ini dapat memberi keberkahan bagi masyarakat Kenali Asam Atas. Jadi kami beri nama Hidroponik Barokah. Ada banyak pilihan sayur, seperti kangkung, pakcoy, bayam hijau, bayam merah, seledri, sawi manis, naibai, kale dan funjen,” ujarnya.


Berita Terkait



add images