iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pixabay)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Penyaluran dana Faslitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) selama masa pandemi virus Corona (Covid-19) tercatat sebanyak 43,72 persen dari target.

Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), Arief Sabaruddin mengatakan, bahwa dana FLPP yang telah tersalurkan sebanyak mencapai 43,72 persen dari target.

“Persentase ini senilai dengan Rp4,09 Triliun untuk 47.668 unit rumah. Sehingga, total penyaluran dana FLPP dari 2010 – 2020 telah mencapai Rp49,176 Triliun untuk 703.270 unit rumah,” ujar Arief, dikutip laman resmi PPDPP, Sabtu (16/5) .

Arief juga mengatakan, bahwa penyaluran FLPP terbantu dengan diluncurkannya aplikasi SiKasep. Hanya dengan aplikasi tersebut, maka masyarakat bisa mengetahui lokasi rumah subsidi bahkan melakukan transaksi dengan mengikuti setiap tahapan yang ada.

“Masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk mencari rumah. Cukup dengan aplikasi ini, masyarakat bisa memilih rumah subsidi yang mereka inginkan dan menentukan bank pelaksananya. Apalagi dengan pandemi covid 19 saat ini, aplikasi ini sangat membantu,” terangnya.

Arief menyebutkan, data PPDPP hingga Selasa 12 Mei 2020, terdapat sebanyak 174.477 calon debitur yang mengakses aplikasi Sikasep, 57.752 calon debitur yang dinyatakan lolos subsidi checking.

“Sementara 605 calon debitur tidak lolos subsidi Checking dan 51.685 calon debitur telah masuk dalam proses verifikasi oleh bank pelaksana” katanya.

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (BTN) bakal menyalurkan Subsidi Selisih Bunga (SSB) kredit sebesar Rp22 triliun untuk 146 ribu unit rumah.

“Dengan SSB tersebut diproyeksi dapat dipakai untuk mendukung 146 ribu unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di seluruh Indonesia,” kata Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury.

Menurut Pahala, likuiditas BTN sangat mendukung karena cukup aman dan terjaga. Apalagi, dengan penurunan GWM dan DPK perseroan sampai dengan Maret 2020. Sementara rasio Aset Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) terjaga di atas 80 persen jauh di atas regulasi yang dipatok 50 persen.

“SSB dapat menggairahkan sektor properti yang saat ini terpukul pandemi covid-19. Hal ini diharapkan dapat mendorong permintaan dan bisa menggerakkan pengembang properti dan 172 sektor turunan properti lainnya,” tuturnya.

Sejak tahun lalu, BTN telah melakukan perbaikan proses bisnis berbasis risiko dengan fokus pada segment berisiko rendah. Artinya ini menunjukkan bahwa perseroan telah melakukan kehati-hatian dalam setiap proses bisnis.

“Dengan demikian perseroan akan sangat aman untuk mendorong dengan cepat SSB ini segera tersalur kepada masyarakat walaupun dalam kondisi pandemi covid-19,” pungkasnya. (der/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images