iklan Ilustrasi
Ilustrasi

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kementerian Hukum dan HAM Ade Kusmanto, membantah informasi ada tahanan kabur di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II Donggala, Sulawesi Tengah, saat gempa. Keadaan penghuni untuk sementara aman dengan jumlah keseluruhan 342 orang, tidak ada yang melarikan diri, katanya saat dihubungi FIN, Minggu (30/9).

Namun menurut Ade, kondisi bangunan Rutan Donggala untuk tembok keliling bagian timur sepanjang 70 meter roboh. Begitu juga dengan tembok pembatas utara dan barat ikut retak. Kamar Blok C dari kamar 1 sampai 8 semuanya retak. Dan Pada malam hari listrik padam dan BBM utamanya solar sangat sulit didapatkan, sehingga genset tak bisa dinyalakan pada malam hari, ujarnya.

Ade menduga ada sejumlah motif yang membuat para tahanan kabur dari Rutan Donggala saat gempa, jika memang hal itu terjadi. Tidak semua napi melarikan diri. Napi itu motifnya ada yang menyelamatkan diri. Kedua adalah dia melarikan diri, memanfaatkan. Ketiga dia korban dari bencana itu. Termasuk pegawainya juga, jelas Ade.

Menurut Ade, dalam situasi bencana yang terjadi, sesuai SOP yang berlaku, petugas lapas wajib menjaga keselamatan tahanan. Caranya dengan membuka blok hunian dan mengumpulkan mereka di tanah lapang. Jika situasi tidak memungkinkan untuk pengumpulan narapidana, maka petugas lapas dan Rutan wajib mengutamakan keselamatan warga binaan, imbuhnya.

Ade juga mengaku akan mendata dulu jumlah tahanan sebelum kejadian hingga pasca kejadian. Didata dulu nih jumlah napi sebelum kejadian berapa. Kalua tidak sesuai dengan jumlah, baru kita bertindak, terangnya.

Menurut Ade, jika ketidakberadaan tahanan nantinya dengan jumlah awal, akan dilihat dulu apakah tahanan tersebut kabur atau memang menajdi korban bencana. Yang paling utama adalah menyelamatkan dulu. Evakuasi selamat dulu. Setelah yang selamat bisa ditertibin baru dicari yang tidak ada. Yang tidak ada dicari, ini meninggal atau menyelamatkan diri, atau selainnya, tambahnya.

Sejauh ini Ade menuturkan, bahwa komunikasi dengan pihak Rutan terputus. Sehingga iya belum mendapati informasi tambahan. Lost contac, kemungkinan karena tidak ada aliran listrik dan sinyal sehingga tidak bisa dihubungi, terangnya.

Ade berjanji akan kembali menginformasikan jika situasi sudah kondusif pasca gempa tentang situasi Rutan. Nanti akan disampaikan kembali setelah kami bisa menghubungi pihak Rutan Donggala atau Kanwil Kemenkumham Sulteng, pungkasnya.

(AF/fin)


Sumber: fin.co.id

Berita Terkait



add images