JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Pemerintah Kota Jambi kembali di undang menjadi pembicara, kali ini oleh Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim (UKP-PPI) Prof. (Hon) Ir. Rachmat Witoelar yang bekerja sama dengan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia dan ICLEI (Local Government for Sustainability) sebagai salah satu narasumber pada panel diskusi acara Sub-National Leaders Meeting on Sustainable Development, From Cities to the World.
Acara yang dibuka oleh Dr. Sarimun Hadisaputra, Executive Director Apeksi, dan Keynote Speeches oleh Victorino Aquitania, Regional Director ICLEI Asia Tenggara dan Prof. (Hon) Ir. Rachmat Witoelar, Presiden UKP-PPI menghadirkan Wakil Wali Kota Jambi Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I sebagai pembicara.
Wakil Wali Kota Jambi Drs. H. Abdullah Sani, M.PdI, menyampaikan materinya tentang program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Jambi yang secara langsung dan tidak langsung berpengaruh positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim, diantaranya Kampung Iklim, Bank sampah, Ruang Terbuka Hijau, Kampung Flory, pengelolaan sampah TPA dari Open dumping sampai ke Sanitary Landfill, Taman Sejuta Cinta, Sejuta Biopori, serta Inovasi daerah seperti Kampung Bantar dan Bangkit Berdaya.
Abdullah Sani juga menjelaskan beberapa kebijakan lokal yang telah dilaksankan dalam rangka penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Kota Jambi, seperti, mewajibkan setiap PNS/ASN untuk menanam pohon di rumah masing-masing, mewajibkan siswa sekolah SD, SMP, SMA sederajat untuk menanam dan memelihara pohon, selain itu juga mewajibkan bagi pemilik ruko untuk menanam pohon di dalam pot sesuai dengan jumlah lantai yang dimiliki, serta juga mewajibkan pasangan pengantin baru untuk menanam 2 pohon.
"Pemkot juga telah memiliki data base pohon pelindung yang berada di lingkungan kota Jambi, dimana setiap pohon telah diregistrasi, berdasarkan jenis dan umur pohon. Sejauh ini, telah diregistrasi sebanyak 2.400 pohon yang berfungsi mengurangi emisi CO2," terang Wawako.
Wawako menambahkan, Pemkot telah menginventarisasi keanekaragaman hayati di kota Jambi, untuk melestarikan biodiversity yang ada. Juga kegiatan tebang 1, tanam 100, yang mewajibkan masyarakat menanam 100 pohon jika menebang 1 pohon. Selain itu juga Pemanfaatan pekarangan untuk tanaman hias dan toga, serta pemanfaatan lahan tidur untuk palawija dan perikanan.
Pada acara tersebut juga dilaunching Forum Compact of Mayors dan ditanda tangani oleh kurang lebih 15 kota di Indonesia. Pemerintah Kota Jambi sendiri telah menandatangani MOU Compact of Mayors pada bulan Februari 2016 lalu di Malaka.
Acara Peluncuran Compact of Mayors ditutup dengan foto bersama para Walikota dengan menunjukkan komitmen secara tertulis untuk bersama-sama menurunkan emisi gas rumah kaca.
Pertemuan yang dihadiri Wakil Walikota H. Abdullah Sani dengan mengikutsertakan instansi Badan Lingkungan Hidup Daerah serta Bappeda Kota Jambi tersebut, sangat bermanfaat bagi Pemerintah Kota Jambi, karena dengan bergabung di Compact of Mayors ini dapat memperoleh informasi terkini tentang perubahan iklim dan dukungan teknis serta pendanaan dari nasional maupun internasional dalam pembangunan rendah emisi dan adaptif perubahan iklim dunia. (wan/hms)
