iklan

WISATA alam Kabupaten Merangin ternyata tidak kalah menariknya dengan Kerinci. Beberapa waktu lalu, wartawan jambiupdate.com Doni Saputra mencoba menelusuri 9 tempat wisata alam dan 1 tempat wisata budaya di Merangin. Berikut liputannya untuk pembaca setia jambiupdate.com.

1.    Wisata Alam Geopark

Geopark berlokasi di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap. Luas kawasan Geopark ini secara keseluruhannya adalah 20.360 KM persegi. Untuk mencapai lokasi Geopark dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 1 jam dari Kota Bangko pusat Kabupaten Merangin. Kabupaten Merangin sendiri bisa ditempuh dengan perjalanan 6 jam dari Kota Jambi.

Setelah sampai di lokasi Geopark , para pengunjung akan dipandu oleh sekelompok Pemuda Desa Air Batu untuk melihat keindahan alam yang tiada tara. Mereka menyebutnya dengan nama Himpunan Masyarakat Peduli Alam (HAMPA) yang berdiri 2011 silam.

Ketua Himpunan Masayarakat Peduli Alam (HAMPA) Desa Air Batu, Badri mengatakan dirinya bersama dengan 40 pemuda desa tersebut secara bahu membahu melakukan pengawasan terhadap geopark tersebut. Ini dilakukan dengan support yang diberikan oleh Pemkab Merangin.

Ini kegiatan kami. Kami selalu mempromosikan dan selalu menjaga keasrian tempat ini. Pengunjung yang datang akan kami dampingi, ujar Badri.

Keindahan obyek wisata alam Geopark Merangin memang tiada tara. Selain alam yang yang asri, juga terdapat fosil-fosil dengan umur ratusan tahun. Bahkan dengan hal ini, mata dunia melalui UNESCO  baru-baru ini tertuju ke kawasan tersebut.

Fosil-fosil yang berada di kawasan tersebut diantaranya, fosil kayu yang sudah berumur sekitar 300 juta tahun. Selain itu ada fosil kerang, dan tumbuhan purba (masyarakat setempat menyebutnya dengan fosil daun).

Fosil ini terdapat di pinggiran sungai. Ini semakin indah bila dinikmati sembari melakukan jeram di sungai tersebut. banyak lagi keindahan lainnya, seperti pohon yang rindang dengan nyanyian merdu suara burung yang terdengar cukup lantang jika ke lokasi tersebut.

Badri selaku Ketua HAMPA Desa Air Batu menyebutkan, fosil yang terdapat di desa kelahirannya itu sebenarnya sudah ditemukan sejak zaman penjajahan, puluhan tahun yang lalu. Namun, kata dia, penelitian kembali dilakukan dengan adanya program geopark beberapa tahun yang lalu.

Maka disusul kembali penelitiannya dan nyatanya masih ada dan terjaga dengan baik. Tidak ada perubahan posisinya juga tetap. Ini berkat kearifan masyarakat yang menjaga warisan alam yang sangat berharga ini, ujar Badri. 

2.    Air Terjun Dukun Batuah

Air terjun Dukun Betuah merupakan obyek wisata yang menjanjikan untuk memanjangan mata Anda. Air terjun setinggi 100 meter ini berlokasi di Desa Rantau Suli, Kecamatan Sungai Tenang, Kabutan Merangin.

Rantau suli sendiri merupakan pusat dari Kecamatan Sungai Tenang yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Jangkat. Jaraknya tempuh dari Bangko (pusat Kabupaten Merangin,red) menghabiskan waktu sekitar 6 jam perjalanan.

Untuk ke lokasi tersebut Anda yang berminat melihat keindahannya tidak perlu khawatir dengan transportasi. Cukup merogoh kocek sekitar Rp100 ribu. Belum banyak orang yang mengetahui air terjun ini.

Air terjun ini sendiri memiliki seribu keindahan. Mulai dari ketinggian hingga hingga panrorama alamnya yang dikelilingi oleh hutan yang lebat. Lokasinya tidak jauh dari perkampungan, hanya sekitar 1,5 KM dan ditempuh dengan berjalan kaki.

Ini air terjun yang cukup tinggi. Bahkan, 30 meter dari tumpuan air, anda tetap basah oleh embun air yang memancar dari tumpuan tersebut. Sembari menikmati air dengan suara gemercik, anda juga akan dihasi dengan suara kicauan burung dari pepohonan.

Sartodi (45) warga RT 8 Desa Rantau Suli menyebutkan air terjun ini sudah lama dikeyahui oleh warga di sekitar. Namun, kata dia, promosi yang kurang dari pemerintah membuat orang tidak banyak yang mengetahuinya.

Kalau orang dari luar daerah jarang berkunjung. Belum banyak juga yang mengetahuinya, ujar Sartodi.

Untuk masuk ke dalam obyek wisata yang sangat indah ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp5 ribu perorang. 

3.    Air Terjun Perentak (Telun Perentak)

Obyek wisata air terjun perentak terletak di Desa Bukit Perentak, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Air terjun yang biasa disebut masyarakat Merangin dengan Telun Perentak ini berjarak 56 Kilo Meter dari Bangko (Kota Kabupaten Merangin,red).

Panorama alam yang sangat indah dan memikat adalah ciri khas dari air terjun dengan tinggi sekitar 70 meter ini, pepohonan yang masih alami dirasa sangat memanjakan mata bagi pengunjungnya.

Lokasinya yang strategis membuat obyek wisata ini sangat mudah untuk dijangkau. Telun ini berjarak ekitar 500 meter dari Desa Bukit Perentak. Di Desa itu sendiri melintas Jalan Nasional menuju ke Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.

Panorama alam yang sungguh memikat mata. Air jernih yang berasal dari Sungai Air Batu ini terjun dari ketinggian sekitar 70 meter dengan melalui gunung batu yang diapit oleh pepohonan yang menjulang tinggi.

Keindahan alam ini tentu akan memikat mata Anda untuk berkunjung kesana. Tidak sedikit para wisatawan mengunjungi lokasi itu, bahkan ribuan orang menuju telun perentak ini dalam setiap tahunnya.

Saparudin (50) pemilik tanah menyebutkan, air terjun perentak ini sudah dikenal banyak orang sejka tahun 1997. Para pengunjung tidak hanya dari dalam Provinsi Jambi, bahkan ada yang sengaja datang dari luar daerah seperti Pekan Baru dan Pulau Jawa hanya untuk menikmati indahnya air terjun tersebut.

Banyak yang datang. Mereka dari luar daerah jugo. Kalau hari-hari biasa, itu dalam sebulan bisa seratus orang, ujar Pak Sapar.

Saat ini, sebutnya, berbagai kendala dalam pengelolaan air terjun itu, mulai dari sarana dan prasaran yang kurang memadai, juga termasuk petugas penjagaan. Dirinya juga mengaku sudah menyampaikan keluhan ini kepada pihak Pemerintah Kabupaten Merangin.

Sudah kita sampaikan. Dengan sarana yang terbatas maka masyarakat di hari biasa agak kurang berkunjung kesini (air terjun perentak,red), palingan kalau Sabtu dan Minggu sekitar 200 orang. Tapi kalau lebaran, sehari be sampai seribu orang, jelasnya.

Dirinya dangat ingin jika tempat tersebut diperhaikan oleh pihak Pemkab Merangin, seperti hal nya membuat pelatihan terhadap pemuda Desa Perentak untuk mengelolanya. Selain bisa menambah Penghasilan Asli Daearh (PAD) juga mengurangi pengangguran.

Kalau ada petugas yang sudah disahkan oleh pemerintah ini sangat bagus. Jadi tempat ini bisa dijaga dengan baik. Walaupun sekarang kondisinya juga masih asri, pungkasnya. 

4.    Danau Depati Empat (Danau Gedang)

Banyak obyek wisata di Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin yang bisa Anda kunjungi. Salah satunya adalah danau Depati Empat. Danau ini sendiri terletak di Desa Pulau Rantau Kermas yang berjarak sekitar 110 KM dari Kota Bangko.  Danau ini sendiri berbentuk memanjang  dari Selatan ke Utara.

Danau ini sendiri terletak di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS).  Untuk mencapai danau ini, terlebih dahulu melalui Desa Rantau Kermas, yang jaraknya sekitar 7 KM. Jalan yang bisa dilewati dengan kenderaan sekitar 3 KM, selebihnya dilanjutkan dengan berjalan kaki dan memakan waktu sekitar satu jam.

Jalan menuju ke gedang, sebutan warga setempat itu tidak terlalu terjal. Hanya sesekali pendakian yang tidak begitu tinggi dan jauh. Selebihnya dataran dan penurutan. Selama dalam perjalanan juga akan dihiasi dengan kicauan burung dan pepohonan yang menjulang tinggi dan masih asri dan terjaga kelestariannya.

Karena ditempuh dengan berjalan kaki, masyarakat setempat membuat tempat berhenti dan beristirahat. Mereka menyebutnya dengan nama Paradun. Ada dua paradun, satu berada di ujung pendakian Sungai Cako dan berikutnya di tengah-tengah perjalanan menuju danau.

Selain dari Desa Rantau Kermas, jalan menuju danau yang luasnya sekitar 271 hektare ini bisa juga melalui Desa Pulau Tengah. Hanya saja sangat jarang orang-orang masuk melalui jalur ini. Pasalnya, selain jarak yang cukup jauh, yakni sekitar 10 KM meter, juga belum bisa dilalui oleh kenderaan.

Untuk kedalamannya sendiri bermacam-macam. Ada yang berkedalaman 30 meter, 50 meter dan ada yang 100 meter. Untuk sumber air danau ini sangat banyak, hampir di sekelilingnya terdapat sungai kecil. Diantaranya, sungai Mija, Seri, Batu Ampa dan lainnya. Pelepasan air terdapat dibagian barat, airnya mengalir ke Sungai Batang Langkup.

Usman Ali (38) Tokoh Masyarakat Desa Rantau Kermas menyebutkan, danau itu dihuni berbagai spesies ikan. Diantaranya, ikan semah, nila, saluang, dan ikan panjang.

Lebih lanjut mantan Kepada Desa Rantau Kermas ini menyebutkan,  sebelah barat danau ini berbatasan dengan Bukit Pandan, bagian Timur dengan Teluk Dap, kemudian untuk bagian Selatan Teluk Mising, selanjutnya di sebelah utara tempat keluarnya air atau biasa disebut warga setempat dengan sebutan Mancuen.

Kalau untuk sebelah Barat, itu bukit pandan merupakan bukit barisan, ujar Usman Ali, sembari mengacungkan telunjuknya ke arah bukti pandan.

Sehari-hari, kata dia, danau ini dimanfaatkan oleh warga untuk mencari ikan. Bahkan ini merupakan tradisi dari masyarakat marga Serampas dan Depati Gento Rayo (Desa Pulau Tengah).

Mengambil ikan pun dilakukan dengan cara membagian wilayah. Sebelah Barat untuk Marga Srampas dan Timur untuk Depati Gento. Alat yang digunakan itu secara tradisional seperti memancing, menggunakan pukat, lukah dan jala, jelasnya.

Khusus bagi masyarakat marga Serampas yang ingin mengambil ikan, dilakukan dengan cara mengontrak per tahun dengan bayaran 3 juta. Dimana uangnya nanti akan diserahkan kepada Forum Serampas.

Kalau untuk orang Pulau Tengah tidak tahu. Itu merupakan peraturan mereka. Untuk ikan nantinya akan dijual ke masyarakat di perdesaan, tutup ayah dua anak ini.

5.    Grao Sakti Renah Kemumu

Mendengar daerah Kecamatan Jangkat di Kabupaten Merangin, maka tidak lepas  dari kata-kata keindahan yang ada di benak anda. Dengan alamnya yang sangat indah, terdapat semburan air panas dari perut bumi atau yang biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan sebutan Grao Sakti.

Untuk ke lokasi ini Anda harus mempersiapkan diri, baik fisik maupun sarananya seperti kenderaan. Pasalnya infrastruktur jalan yang belum terlalu mendapat perhatian pemerintah setempat.

Grao sakti ini terdapat di Desa Renah Kemumu (Marga Serampas) yang berjarak 150 KM dari Kota Bangko pusat Kabupaten Merangin. Sangat indah, air grao yang jernih dan panas mengeluarkan asap putih yang tebal. Sekeliling air panas itu juga dihiasi hutan yang yang lebat.

Uniknya, air panas ini menyebur dari sela-sela bebatuan yang dialiri oleh air sungai ngabu. Sungai itu sendiri bukan merupakan air panas atau sumber air panas. Hanya melewati lokasi semburan. Tentu ini sangat indah, anda juga bisa berendam dan mandi di lokasi yang agak jauh, diaman air sungai itu mengalir.

Lokasinya juga masuk ke dalam wilayah konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Banyak para petualang yang tertantang untuk datang ke lokasi ini. Untuk datang jangan lupa membawa Mie dan Telor atau makanan yang bisa direbus sebelum dimakan. Airnya yang panas bisa membuat telur matang dalam beberapa menit saja.

Tidak hanya satu, air panas serupa juga terdapat di wilayah lain yang tidak berada jauh dari Grao Sakti ini. Menuju air panas berikutnya harus melewati perkampungan Desa Renah Kemumu dengan perjalanan sekitar 1 jam berjalan kaki.

Dikatakan M Kuris (42) Tokoh Masyarakat Serampas, di lokasi yang berbeda itu terdapat empat semburan air panas. Disana, mata anda akan tercengan melihat semburan air panas yang mengeluarkan asap belerang oleh Grao Matahari, Grao Solar, Grao Nguak dan Grao Kunyit.

Ini belum banyak orang yang mengetahuinya. Untuk menuju lokasi ini terkendala juga oleh infrastruktur yang memang belum dibuka, ujar M Kuris. 

6.    Cagar Alam Gua Tiangko

Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, kaya akan wisata alamnya. Salah satunya adalah Gua Tiangko. Gua ini terletak di Dusun Tiangko Panjang, Desa Tiangko, Kecamatan Sungaimanau.

Gua ini dapat dijumpai dengan menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Kota Bangko pusat Kabupaten Merangin. Untuk mencapai lokasi, pengunjung terlebih dahulu menuju Sungai Manau, kemudian masuk ke Simpang Tiangko.

Dari simpang tersebut hanya ditempuh sekitar 15 menit dengan menggunakan kenderaan roda empat atau roda dua.Gua ini sendiri memiliki luas sekitar 200 meter persegi dengan lebar 10 meter dan kedalaman 23 meter. Untuk luas wilayah secara keseluruhan sekitar 1,5 hektare.

Saat wartawan jambiupdate.com mengunjungi kawasan itu, sangat terasa nuansa alamnya. Pepohonan yang menjulang dan masih asri dihiasi dengan kicauan burung. Udara segar menyelimuti perjalanan itu.

Terlihat mulut gua berukuran besar sehingga di dalamnya tidak terlalu gelap. Lantai gua merupakan pasir putih dan bebatuan. Dindingnya berbentuk cerukan yang sudah ditumbuhi lumut dengan langit-langitnya yang berwana corak hitam menyerupai lukisan dan terlihat batu yang bergelantungan memanjang secara vertikal. Keindahannya dilengkapi oleh pepohonan yang sangat asri.

Ramli (38) juru pelihara Gua Tiangko yang menemani harian ini menyebutkan, sudah banyak paara wisatawan yang mengunjunginya. Tidak hanya dari dalam negeri, bahkan dari manca negara.

Sudah banyak yang datang kesini. Ada juga orang bule (orang luar negeri,red) yang datang. Kalau orang lokal, untuk hari biasa itu ratusan orang ada berkunjung. Satu orang dikenakan biaya Rp5 ribu, ujar Ramli.

Gua ini sendiri akan tampak berbeda apabila di hari Raya Idul Fitri. Dimana menurut penyampaian Ramli, hampir seribu orang berkunjung ke lokasi cagar alam tersebut.

Disebutkannya, gua yang dekat dari pemukiman Dusun Tiangko Panjang ini dikelola oleh tiga instansi, yakni Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, BKSDA, dan Dinas Pariwisata. Ketiga instansi ini melakukan pengelolaan dengan menempatkan kadernya, terangnya.

7.    Nuansa Alami Gunung Masurai

Belum banyak orang yang mengetahui keberadaan gunung ini. Mulai memasuki Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, tepatnya saat masuk di Desa Tanjung Putih, perjalanan dihiasi oleh bentangan alam dengan hutan yang masih rindang dan alami.

Perjalanan anda semakin hangat ketika melihat Gunung Masurai yang memang masih alami dengan ketinggian 2.930 Mdpl. Ditambah lagi disisi Selatan ada dua gunung, yakni Gunung Nilo dan Sumbing yang berada di bentangan bukit barisan.

Gunung Masurai sendiri masih sangat alami. Dimana hutan-hutan dan berbagai hewan liar masih berada di gunung tersebut. Kerindahan gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasinal Kerinci Sebelat (TNKS) ini semakin tak terbendung dengan alam nya yang masih asri. Udara yang segar dan suasana yang dingin akan menyelimuti Anda yang berkunjung kesana.

Gunung ini sendiri, secara administatif terletak dalam tiga wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, yaitu Kecamatan Lembah Masurai, Kecamatan Jangkat dan Kecamatan Sungai Tenang.

Gunung ini terletak di sebelah barat daya dari Kota Bangko, dengan jarak sekitar 110 Kilo Meter. Ini dapat ditempuh dengan menghabiskan waktu selama lebih kurang 3 jam perjalanan. Untuk infrastruktur sendiri sudah sangat bagus dengan jalan yang sudah diaspal.

Gunung ini juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat tiga kecamatan tersebut. Diamana, beberapa sumber mata air dipancarkan oleh gunung yang sangat jelas terlihat seperti huruf M jika dilihat dari Desa Renah Alai, Kecamatan Jangkat, yang memang berada dikakinya.

Selain mata air, tanah yang subur juga menjadikan kehidupan para petani sudah sangat bagus. Diamana, penduduk disekitar kaki gunung itu bercocok tanam seperti Kopi, Cabe, Kol, Kentang, dan sayuran muda lainnya.

Salah seorang warga Desa Renah Alai, Hengky Yohanes menyebutkan, gunung itu merupakan gunung yang keindahannya tidak kalah dari Gunung Kerinci yang memang sudah banyak dikenal oleh orang-orang.

Berbagai panorama alam sangat jelas terlihat. Hutan yang masih asri, udara yang segar selalu kita dapatkan. Ini sangat cocok untuk wisatawan yang menyukai keindahan alam, ujar pria yang kerap disapa Hengky ini.

 Menurutnya, Gunung Masurai ini lebih indah jika dilihat di pagi hari. Dimana embun-embun selalu mengutarinya mulai dari pertengahan hingga ke puncak. Ini akan tambah memuaskan bila melihatnya dengan secangkir kopi di pagi hari.

Ada warga yang melihat gunung pada pagi hari. Katanya untuk nmenghilangkan stres, tuturnya.

Lain lagi halnya dengan Joni yang berdomisili di Desa Sungai Lalang, Kecamatan Lembah Masurai. Dia menyebutkan gunung itu merupakan keindahan alam Kabupaten Merangin yang diberikan oleh sang khaliq.

Menurut ayah dua orang anak ini, selain gunung masurai terdapat juga dua gunung yang tidak kalah indahnya, yakni Gunung Nilo dan Sumbing. Itu kalau kita lihat dari jalan yang melintas di bawah gunung maurai, dua gunung ini tampak menyamping. Sungguh pemandangan yang sangat indah, aku Joni sembari geleng-geleng kepala.

8.    Panorama Air Terjun Segerincing

Dengan wilayah yang berada di pegunungan, membuat tiga kecamatan dalam Kabupaten Merangin, yakni Lembah Masurai, Jangkat dan Sungai Tenang kaya akan potensi pariwisata alam.

Salah satunya adalah Air Terjun Segerincing. Air dengan tinggi sekitar 74 meter ini berlokasi di RT 2 Dusun Benteng, Desa Tuo, Kecamatan Lembah Masurai. Air terjun ini cukup mudah dijangkau. Hanya berjarak sekitar 100 meter dari pemukiman warga. Jika berjalan kaki hanya di tempuh sekitar 10 menit.

Untuk mencapai ke bawahnya sendiri melalui tangga beton yang berliku sekitar 150 meter. Ini merupakan pembangunan TMD tahun 2006. Air terjun ini sendiri mewarkan sejuta keindahan, mulai dari percikan air yang berembun seperti asap warna putih hingga pepohonan yang rimbun disekitarnya.

Desa Tuo sendiri berjarak sekitar 80 KM dari pusat pemerintahan Kabupaten Merangin di Kecamatan Bangko, atau sekitar 300 km dari pusat Kota Jambi. Perjalan sendiri dapat ditempuh sekitar 2 hingga tiga jam perjalanan.

PJS Kepala Desa Tuo, Darma Setiawan (44) menyebutkan air jernih yang mengalir ke air terjun itu berasal dari Sungai Siau yang bermuara di Gunung Masurai. Untuk lebar sungai sendiri sekitar 22 meter dengan kedalaman 0,66 meter. Sungai ini memiliki bebatuan hitam yang cukup besar.

Kalau untuk lebar pancurannya itu sekitar 6 meter. Dibawahnya ada lubuk dan berbagai ikan hidup disana, ujar Darma.

9.    Panorama Indah Danau Pauh

Danau Pauh terletak di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin. Danau ini menawarkan panorama alam yang indah. Sekelilingnya dipenuhi dengan pepohonan yang menjulang dan masih alami.

Danau ini berjarak lebih kurang dari 96 meter dari Kota Bangko ibu Kabupaten Merangin. Dengan jalan yang sudah diaspal, maka lama waktu tempuh dari Kota Bangko sekitar tiga setengah jam.

Ini sangat mudah di jangkau, lokasinya yang strategis, yakni di wilayah Dusun Danau Pauh juga sudah bisa dilalui kenderaan roda empat. Memiliki parkir kenderaan yang cukup aman dan dijaga oleh para petugas dengan membayar RP10 ribu serta tiket masuk Rp5 ribu per orang.

Berbentuk bulat dengan luas sekitar 30 hektare, ini dapat memanjakan mata anda. Terlebih lagi air danau yang sangat jernih. Kedalaman danau diperkirakan mencapai 20 hingga 50 meter. Tak hayal danau ini selalu dikunjungi para wisatawan.

Penjaga obyek wisata danau pauh, M Habil (42), ketika diharian pagi Jambi Ekspres di sekitaran danau menyebutkan, setiap hari pasti ada para wisatawan yang mengunjungi lokasi tersebut. Bahkan untuk hari raya Idul Fitri mencapai ribuan orang.

Setiap hari ada yang datang. Pas waktu lebaran itu ribuan pengunjung. Ini memang daya terik yang luar biasa, ujar M Habil.

Pihak pengelola juga sudah menyediakan sarana untuk dapat mengelilingi danau. Seperti perahu yang sudah dipasang mesin. Mereka biasa menyebutnya dengan sebutan tempek. Kemudian juga ada bambu yang sudah disusun atau rakit. Sarana ini memberikan kepuasan bagi anda yang berkunjung ke danau tersebut.

Untuk menaiki tempek anda hanya merogoh kocek senilai Rp15 dalam satu kali keliling danau. Kemudian untuk rakit dikenakan biaya Rp15 per unitnya. Anda bisa mengajak keluarga anda. Maksimal empat orang dalam rakit tersebut.

10. Rumah Kajang Lako Berumur 683 Tahun di Rantau Panjang

Selain kaya akan wisata alam, Kabupaten Merangin juga dilengkapi dengan wisata budaya. Salah satunya adalah Rumah Kajang Lako atau yang biasa dikenal dengan sebutan Rumah Tuo.

Rumah Tuo terletak di Rantau Panjang tepatnya di RT 1 Desa Kampung Baruh, Kecamatan Tabir dan sudah berusia 683 tahun. Lokasinya berjarak sekitar 27 km dari kota Bangko pusat pemerintahan Kabupaten Merangin.

Melalui Jalan Lintas Sumatera kearah Kabupaten Bungo, menuju rumah bersejarah ini pun bisa ditempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan kenderaan roda dua dan empat. Rumahnya tidak terlalu lebar, hanya 7,5 meter dan panjang 13 meter.

Bentuknya seperti rumah panggung dengan tinggi keseluruhan  sekitar 10 meter. Cukup unik, dimana tiangnya yang berjulah 24 dialaskan batu, masyarakat setempat menyebutnya sendi. Kegunaannya sendiri untuk menghindari dari gemba.

Iskandar, keturunan ke 14 yang menunggu rumah tersebut menyebutkan, sudah beberapa kali terjadi gempa, rumah tersebut hanya goyang dan setelah gempa kembali lagi seperti semula.

Sudah berapo kali gempa, Alhamdulillah tidak apa-apa. Rumah pakai batu sendi, dan balik lagi, dak miring, ujar Iskandar, saat disambangi di rumahnya itu.

(pds)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Berita Terkait



add images