Ilustrasi: Pixabay

Rupiah Melemah Tipis di Perdagangan Akhir Pekan (9/4)

Posted on 2021-04-09 16:13:03 dibaca 3866 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, mengalami tekanan pada hari ini, Jumat (9/4). Rupiah ditutup melemah tipis 0,21 persen di level Rp 14.565 per dolar AS. Pergerakan rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan mata uang lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang dolar naik tipis pada hari Jumat, namun menuju minggu terlemah tahun ini karena data yang kuat di Eropa, angka pekerjaan AS yang sangat lemah dan Federal Reserve yang sangat akomodatif telah mendorong investor untuk memangkas taruhan pada greenback.

Investor juga disebut terus mencerna komentar baru Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell yang membela sikap dovish bank sentral selama acara Dana Moneter Internasional pada hari Kamis.

Karena The Fed terus mempertahankan pendiriannya, di seberang Atlantik, Bank Sentral Eropa juga membahas kenaikan yang lebih kecil dalam pembelian obligasi, menurut risalah dari pertemuan Maret yang dirilis pada hari Kamis.

Di sisi data, klaim pengangguran di AS secara tak terduga naik menjadi 744.000, lebih tinggi dari 680.000 klaim, dalam perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com dan 728.000 klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya.

Vaksin – yang dikembangkan bersama Universitas Oxford dan dianggap sebagai pelopor dalam perlombaan inokulasi global – telah diganggu oleh masalah keamanan dan masalah pasokan.

Sementara dari internal, Bank Indonesia hari ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menunjukkan perbaikan. Tercatat pada Maret 2021, BI mengumumkan IKK berada di 93,4. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 85,8 pada Februari dan 84,9 pada Januari 2021.

“IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Di atasnya berarti optimistis, sementara di bawahnya berarti pesimistis. Artinya, IKK di bulan Maret memang sudah membaik tetapi konsumen cenderung masih pesimistis atau belum pede memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang,” ujar Ibrahim dalam hasil risetnya, Jumat (9/4).


Selain itu, kata Ibrahim, dalam keterangan BI, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik. Ini didorong perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan pembelian barang tahan lama.

Sementara pada Rabu lalu, BI melaporkan cadangan devisa per akhir Maret sebesar US$ 137,1 miliar, turun US$ 1,7 miliar dari bulan Februari. Menurut BI, penurunan cadangan devisa utama terjadi karena pembayaran utang luar negeri pemerintah yang jauh tempo.

Selain pembayaran utang jatuh tempo, rupiah yang mengalami tekanan di bulan Maret lalu kemungkinan besar juga menggerus cadangan devisa.

“Pelemahan rupiah tentunya membuat kebutuhan penggunaan cadangan devisa untuk melakukan intervensi cukup besar,” tuturnya.

Dari segi lainnya, lanjut Ibrahim, dampak pelarangan mudik 2021 akan berpengaruh besar bagi ekonomi dan bisa menekan ekonomi triwulan II yang sebelumnya pemerintah optimis bakal tercapai 7 persen sampai 8 persen. Selain itu, investor juga menghawatirkan efektivitas pelarangan mudik.

“Karena jjika pengawasannya tidak maksimal maka potensi mobilitas warga masih akan besar dan kasus covid-19 bisa kembali meningkat,” tuturnya.

Terakhir, Ibrahim memprediksi pada pembukaan perdagangan pekan depan, rupiah diprediksi masih akan mengalami tekanan.

“Untuk perdagangan minggu depan tepatnya senen, mata uang rupiah kemungkinan masih akan melemah di rentang Rp14.545 – Rp14.590 per dolar AS,” pungkasnya. (git/fin)

Sumber: www.fin.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com