ilustrasi

Cabai Sumbang Inflasi Agustus 2019

Posted on 2019-08-24 12:40:46 dibaca 5595 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Masih tingginya harga cabai mendorong inflasi di bulan Agustus 2019 sebesar 0,20 persen secara bulanan. Sedangkan secara tahunan 3,52 persen.

Berdasarkan hasil survei pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI), penyumbang inflasi terbesar adalah cabai merah 0,15 persen, cabai rawit 0,05 persen dan emas 0,07 persen.

“Penyumbang inflasi paling besar cabai merah, dari inflasi sebesar 0,20 persen, cabai merah menyumbang 0,15 persen,” kata Gubernur BI, Perry Wajiyo di Jakarta, kemarin (23/8).

Menurut dia, kenaikan harga cabai yang terjadi beberapa bulan ini hanya sementara karena faktor musim kemarau. Hasil penelusuran pihak di lapanga, sudah ada beberapa wilayah yang produksinya sudah mulai membaik.

“BI perkirakan dua bulan lagi ada kenaikan produksi, seperti di Sumatera Utara,” ucap dia,
Untuk menjaga inflasi 2019 tetap dalam kisaran sasaran, yakni BI akan melakukan pengendalian inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5 persen.

“Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif,” ungkap Perry.

Selanjutnya, BI akan memberikan prioritas kepada ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat.

“Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka BI berkoordinasi dengan pemerintah termasuk Bulog untuk memastikan kecukupan pasokan,” tutur dia.

Terpisah, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda menilai inflasi bulan Agustus yang disumbang komoditas cabai karena faktor musim kemarau yang menjadi penyebabnya.

“Tapi sebenarnya yang harus dilihat juga adalah pemerintah sudah melakukan mitigasi seperti apa. Karena kemarau ini bisa berlangsung lama. Langkah mitigasi untuk mencegah harga naik terlalu tinggi menurut saya penting juga untuk diperhatikan,” ujar Huda kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (23/8).

Dia melihat, sejauh ini pemerintah tidak melakukan langkah cepat untuk menstabilkan harga cabai. Bahkan, cenderung menunggu musim kemarau berakhir sehingga pasokan cabai berlimpah.

“kayaknya pemerintah sudah pasrah menunggu musim kemarau berakhir untuk mengurai masalah harga cabai ini,” ucap dia.

Sementara pengamat pertanian, Dwi Andreas memperkirakan harga cabai akan berasur turun pada bulan September mendatang. Sebab sudah musim panen.

“Harga cabai akan turun pada bulan September. Oleh karena itu, pada September nanti cabai tidak sumbang inflasi,” kata dia kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (23/8).

Dia pun meminta persoalan kenaikan harga cabai tidak perlu dibesar-besarkan karena biarkan petani sekali-kali menikmati kenaikan harga cabai.

“Sudah tidak perlu digede-gedein masalah kenaikan cabai. Bulan September sudah stabil lagi kok,” tukas dia.

Hari ini harga cabai di pasar tradisional sudah berangsur turun. Di Pasar Sunter Podomoro, Jakarta Utara, harga cabai menyentuh angka Rp62 ribu hingga Rp72 ribu per kilogram (kg). Sebelumnya Rp90 ribu per kg.

Secara rinci, hampir seluruh jenis cabai mengalami penurunan harga, mulai dari cabai merah keriting yang menjadi Rp62 ribu per kg, cabai merah besar menjadi Rp67 ribu per kg, cabai rawit merah Rp72 ribu per kg dan cabai rawit hijau Rp70 ribu per kg.

(din/fin)

 

Sumber: Fin.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com