JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 75 kabupaten kota dan tujuh provinsi berstatus darurat kekeringan. Dari jumlah itu, sebanyak 55 para kepala daerah terdampak menandatangani Surat Keputusan Tentang Siaga Darurat Bencana Kekeringan.
Plh Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan pihaknya, bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan hujan buatan guna mengatasi meluasnya kekeringan. “Hujan buatan akan dibantu oleh TNI dan sudah disetujui Bapak Presiden,†jelasnya.
Dijelaskanya, pesawat yang akan diterbangkan untuk menyemai awan hujan diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta dan El Tari, Kupang, NTT. †Untuk di Halim buat wilayah Indonesia Barat, sementara Kupang untuk Indonesia Timur,†jelas Agus.
Pesawat akan diterbangkan di tengah puncak musim kemarau yang diprediksikan terjadi pada Bulan September. “Prediksi dari BMKG puncak (kemarau) antara Agustus sampai September. Kita akan mulai uji coba dahulu bulan ini,†ujarnya. Dari persemaian awan itu, diprediksi pada Bulan Oktober akan turun hujan dengan intensitas yang variatif.
Sebelumnya, BNPB menerima laporan provinsi yang wilayah kabupaten dan kotanya menetapkan status siaga darurat kekeringan antara lain di Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, wilayah kabupatenkota yang terdampak kekeringan teridentifikasi berjumlah 75. Termasuk dua kabupaten di Bali.
Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat lima kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Manggarai, Rote Ndao, dan Flores Timur, dan Kota Kupang. Provinsi di sisi barat, wilayah yang telah menetapkan status ini yaitu Kabupaten Bima, Dompu dan Sumbawa.
Sementara itu, wilayah terbanyak yang menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan yaitu Provinsi Jawa Timur. Sejumlah 25 kabupaten teridentifikasi berpotensi kekeringan. Wilayah Banten hanya di Kabupaten Lebak yang telah menetapkan status siaga.
Menghadapi darurat kekeringan, BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan koordinasi untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Saat ini potensi awan hujan kurang dari 70 persen sehingga belum dapat dilakukan operasi TMC. Namun demikian, pesawat milik BPPT dalam posisi stand by jika ada wilayah yang berpotensi untuk dilakukannya TMC.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, terhitung sejak Senin (22/7) potensi hujan seminggu ke depan masih cukup rendah untuk wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. †Di sisi lain, pertumbuhan awan dan potensi hujan masih terfokus di Sumatera bagian utara, Kalimantan Timur dan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua,†tandasnya.
(fin/tgr)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com