Ilustrasi.

470 Nelayan Berangkat ke Natuna

Posted on 2020-01-09 08:18:48 dibaca 5944 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Sekitar 470 nelayan sudah mendaftar untuk mencari ikan di perairan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Mereka yang berasal dari Pulau Jawa. Sementara nelayan dari berbagai daerah, seperti Sulawesi, Maluku, dan wilayah lainnya juga ingin mendaftar untuk melaut ke Natuna.

“Sudah ada 470 nelayan dengan kapalnya mendaftar mau ke sana untuk meramaikan Natuna. Untuk membuktikan perairan tersebut milik kita,” kata Menkopolhukam Mahfud MD di Jakarta, Rabu (8/1).

Soal fasilitas yang disiapkan untuk nelayan selama di Natuna, Mahfud mengaku masih dibicarakan. Namun, dia memastikan jelas rencananya itu berjalan. “Yang penting idenya dulu. Pokoknya itu akan jalan. Untuk biaya dan sebagainya, kami sedang rapat lintas kementerian,” imbuhnya.

Mahfud menyebut nelayan se-nusantara siap berlayar mencari ikan dan meramaikan perairan Natuna. “Mereka dengar pada kirim pesan bergabung untuk meramaikan Natuna. Dari Makassar, Irian, Maluku, juga mau ikut. Udah banyak. Dari Pantura saja sudah siap berangkat ” imbuhnya.

Pemerintah, lanjutnya, saat ini tengah mempersiapkan kesiapan sarana prasarana nelayan selama melaut di perairan Natuna. Mulai ketersediaan bahan bakar hingga fasilitas penampungan ikan.

Dia menyatakan pengusaha-pengusaha yang siap menampung ikan juga disiapkan. “Kita sekarang lagi mempersiapkan. Misalnya bagaimana penyediaan minyak, bagaimana penampungan ikan di sana. Karena kalau ambil ikan di sana, terus pulang dulu, kan nanti lama,” terang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Sementara itu, Wapres Ma’ruf Amin meminta China segera menarik kapal-kapalnya dari perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tanpa ada konflik. “China kan belum masuk ke wilayah teritorial Indonesia. Untuk masuk ke ZEE itu harus pakai izin, tidak boleh mengambil ikan tanpa izin. Kita harapkan China menyadari itu. China harus menghormati aturan-aturan. Sehingga diarapkan China keluar dari wilayah ZEE,” tegas Ma’ruf di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (8/1).

Dikatakan, secara yuridis China tidak memiliki hak apa pun atas sumber daya di wilayah teritorial Indonesia. Termasuk di perairan Natuna. Ma’ruf meminta Pemerintah China menghormati kedaulatan Indonesia. “Natuna itu adalah bagian dari Indonesia secara hukum maupun secara de facto. Kita pertahankan prinsip-prinsip itu. Sampaikan secara diplomatis bahwa China melanggar,” paparnya.

Pelanggaran terhadap Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Perairan Natuna kembali dilakukan oleh China. Sejumlah kapal ikan dan kapal penjaga pantai berbendera asing tersebut diketahui masuk tanpa izin pada 19 Desember 2019. Kapal-kapal China tersebut dinyatakan melakukan kegiatan tanpa izin atau illegal, unreported and uregulated fishing (IUUF) di Perairan Natuna, Indonesia.

TNI hingga saat ini masih melakukan upaya persuasif untuk mengusir kapal-kapal milik China keluar dari wilayah Indonesia. Berdasarkan pantauan TNI pada Selasa (7/1) masih terdapat 30 kapal ikan, empat kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas ikan milik China yang posisinya tidak berubah.

Terpisah, Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian memastikan hubungan China dengan Indonesia berjalan baik. “Kami punya hubungan yang sangat baik di banyak area. Tetapi teman baik kadang punya perspektif yang berbeda,” jelas Xiao Qian di Jakarta, Rabu (8/1).

Menurutnya, Indonesia dan China pasti mampu menyelesaikan masalah tersebut melalui komunikasi yang terjalin dengan baik.  “Kami bisa menyelesaikan masalah ini dengan bijaksana,” imbuhnya. Xiao memastikan isu Natuna tidak akan memengaruhi hubungan ekonomi antara kedua negara. Termasuk investasi China ke Indonesia.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan proses diplomasi antara Indonesia dan China terkait isu Natuna membutuhkan waktu. Dia menyatakan China tidak pernah meminta Indonesia untuk menjual kedaulatan Indonesia dengan investasi. “China tidak pernah minta kepada kita supaya men-trade off antara kedaulatan dengan investasi. Nggak ada urusan dengan itu. Kedaulatan is kedaulatan,” tegas Luhut.

TNI AL Usir Kapal Pencuri Ikan di ZEE

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memerintahkan TNI AL mengusir sejumlah kapal-berbendara China yang mencuri ikan di perairan Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) Indonesia. Hadi menyebut kedaulatan adalah harga mati. Dia menegaskan hingga saat ini tidak ada kapal asing yang masuk ke wilayah kedaulatan RI. “Kita memiliki wilayah terotori 12 mil dari garis pantai,” jelas Hadi.

Menurutnya, menyebutkan kapal-kapal asing boleh masuk atau melewatu wilayah ZEE. Di zona itu, kapal asing melaksanakan lalu lintas sesuai dengan aturan internasional. “Namun, yang tidak boleh saat masuk ke ZEE mengambil ikan,” paparnya. Karena itulah Hadi memerintahkan TNI AL menghalau kapal kapal asing yang mengambil ikan di ZEE.(rh/fin)

Sumber: www.fin.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com