Anak Petani Raih Gelar Magister Summa Cumlaude di UNY, Tempuh Perjuangan Panjang Penuh Pengorbanan
JAMBIUPDATE.CO, KERINCI — Keterbatasan ekonomi dan duka kehilangan orang tua tidak menghalangi seorang anak petani untuk menorehkan prestasi akademik gemilang.
Berasal dari keluarga sederhana, ia berhasil meraih gelar Magister (S2) dengan predikat Summa Cumlaude hanya dalam waktu 1 tahun 3 bulan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), sebuah capaian yang tergolong langka dan penuh perjuangan.
BACA JUGA: Diserahkan Wako Alfin, 1.798 PPPK Sungai Penuh Terima SK Pengangkatan
Tekad melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ternama telah tumbuh sejak dini. Dengan modal keberanian dan semangat pantang menyerah, UNY menjadi tujuan utamanya, meski keterbatasan ekonomi terus membayangi langkahnya sejak awal.
Cobaan berat datang ketika sang ayah meninggal dunia saat ia masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Sejak saat itu, tanggung jawab keluarga sepenuhnya berada di pundak sang ibu yang bekerja sebagai petani, mengandalkan hasil sawah yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA: Gubernur Al Haris Sambut Kunker Wamenhaj RI Dahnil Amzar di Jambi, Ini Agendanya
Kondisi ekonomi yang sulit memaksanya mengambil jalan terjal. Demi mengumpulkan biaya pendidikan, ia merantau ke Malaysia selama 1 tahun 6 bulan. Di negeri orang, ia bekerja sebagai cleaning service dan tukang cuci piring, menjalani hari-hari panjang dengan pekerjaan berat dan penghasilan minim.
Kerja keras, rasa lelah, dan rindu kampung halaman menjadi bagian dari keseharian. Bahkan, ia kerap harus menahan lapar dan kelelahan demi menyisihkan penghasilan agar dapat kembali ke tanah air dan melanjutkan pendidikan.
Setelah berhasil diterima di UNY, perjuangan belum berakhir. Selama masa studi magister, ia kembali bekerja sambilan selama 8 bulan di sebuah showroom mobil di Yogyakarta.
Waktu pagi hingga siang diisi dengan perkuliahan, sementara sore hingga malam digunakan untuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup. Seluruh biaya pendidikan dijalani tanpa beasiswa pemerintah, sepenuhnya berasal dari hasil kerja kerasnya di luar negeri dan pekerjaan sambilan selama kuliah.
Di tengah tekanan hidup dan keterbatasan, ia justru menunjukkan ketangguhan luar biasa. Dengan disiplin, ketekunan, dan kerja keras, ia mampu menyelesaikan studi S2 dalam waktu singkat dan meraih predikat akademik tertinggi.
BACA JUGA: Sy Fasha Sambangi PLN UP3 Muara Bungo, Pastikan Kesiapan Suplai Energi Listrik Saat Nataru
Prestasi tersebut tidak hanya menjadi bukti kecerdasan akademik, tetapi juga simbol perlawanan terhadap nasib. Ia membuktikan bahwa kemiskinan, kehilangan orang tua, dan pengalaman kerja kasar bukanlah penghalang untuk meraih mimpi besar.
Kini, harapan baru kembali tumbuh. Ia bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang Doktoral (S3) dan berharap mendapatkan dukungan beasiswa dari pemerintah daerah maupun pusat agar perjuangannya tidak terhenti.
“Saya bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang doktoral (S3) agar dapat terus mengembangkan keilmuan dan memberikan kontribusi yang lebih luas. Namun, keterbatasan pembiayaan menjadi tantangan utama, sehingga dukungan beasiswa sangat saya harapkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, bantuan beasiswa bukan sekadar dukungan finansial, melainkan penentu agar perjuangan panjang yang telah ditempuh dapat berlanjut. “Langkah ini bukan hanya tentang pendidikan pribadi, tetapi juga tentang menjaga harapan dan membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari sebuah mimpi,” tutupnya.(Hdp)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com