Panen Padi 2025 di Muaro Jambi Naik Dua Kali Lipat, Tapi Hanya Sekali dalam Setahun

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI – Musim panen padi di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tengah berlangsung. Para petani bersyukur karena hasil panen tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Namun, kondisi geografis yang berada di tepian Sungai Batanghari membuat petani hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun. Sawah tadah hujan yang dikelola petani rawan terendam luapan Sungai Batanghari, terutama saat musim hujan. Risiko gagal panen akibat banjir membuat petani enggan menanam kembali setelah panen pertama.

BACA JUGA: Syifa Mulia Setyawan, Siswi Asal Sarolangun Wakili Provinsi Jambi di Ajang Resensi Nasional

Pada musim panen perdana tahun 2025 ini, hasil gabah kering meningkat signifikan. Di lahan seluas sekitar 20 tumbuk, petani mampu menghasilkan hingga dua ton gabah kering, naik dua kali lipat dibanding panen tahun 2024 yang hanya satu ton.

Dodi, salah satu petani di Desa Muaro Jambi, mengungkapkan bahwa peningkatan hasil panen kali ini didukung oleh kondisi cuaca yang cukup ideal. “Saat masa padi berbuah, turun hujan. Jadi tanaman subur dan buahnya padat,” ujarnya.

BACA JUGA: Pria Berkerudung Gasak Kotak Amal di Kota Jambi, Aksi Pelaku Terekam CCTV

Sayangnya, usai panen pertama ini, para petani tidak melanjutkan ke musim tanam kedua. Mereka khawatir luapan air Sungai Batanghari akan merendam sawah, mengingat saat ini Kabupaten Muaro Jambi memasuki musim hujan.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Muaro Jambi, dari total luas lahan sekitar 4.543 hektare, hanya 1.037 hektare sawah yang mengikuti program Optimalisasi Lahan (Opla) atau ditanami kembali pada musim tanam kedua tahun ini. Artinya, sekitar 3.506 hektare lahan tidak digarap karena ancaman banjir.

BACA JUGA: Buru Pelaku Perampokan dan Pembunuhan di Talang Bakung, Polisi Bentuk Tim khusus

Kondisi ini mencerminkan tantangan besar bagi ketahanan pangan lokal, sekaligus menunjukkan perlunya solusi jangka panjang, seperti pembangunan infrastruktur irigasi dan pengendalian banjir yang memadai untuk meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah rawan bencana. (wan)