iklan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, KIEV– Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa pasukannya sudah ditarik dari Lysychansk usai digempur oleh Rusia. Namun, Zelensky bertekad merebut kembali kendali di wilayah timur itu.

Zelensky berharap negara-negara Barat mengirimkan persenjataan jarak jauh untuk membantu negaranya merebut kembali kendali wilayah yang dikuasai Rusia.

“Kalau para komandan tentara kita menarik orang-orang dari titik-titik tertentu di garis depan, tempat musuh punya keunggulan terbesar dalam hal persenjataan, dan ini juga berlaku untuk Lysychansk, artinya hanya satu,” kata Zelensky.

“Bahwa kita akan kembali dengan taktik kita, dengan peningkatan pasokan senjata modern,” imbuh Zelensky.

Zelensky mengatakan Rusia sedang memusatkan kekuatan tembaknya ke Donbas. Namun, Zelensky mengatakan Ukraina akan membalas dengan persenjataan jarak jauh seperti peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat.

“Fakta bahwa kita melindungi nyawa tentara-tentara kita, rakyat kita, itu memainkan peranan penting. Kita akan membangun tembok-tembok, kita akan merebut kembali wilayah, dan yang terpenting adalah bahwa rakyat harus dilindungi,” kata Zelensky.

Rusia menguasai Lysychansk kurang dari seminggu setelah kota di dekatnya, Sievierdonetsk, juga jatuh ke tangannya.Fokus medan pertempuran sekarang beralih ke wilayah tetangga Donbas, yaitu Donetsk. Banyak daerah di Donetsk masih berada di bawah kendali Ukraina.

Sejak menghentikan serangan ke ibu kota Ukraina, Kiev, Rusia memusatkan operasi militernya di Donbas, jantung industri Ukraina. Donbas terdiri Luhansk dan Donetsk, wilayah tempat para separatis dukungan Rusia memerangi Ukraina sejak 2014.

Rusia mengatakan penguasaan Lysychansk membuatnya memegang kendali penuh di Luhansk dan menjadi kemenangan politik yang sesuai dengan target perang Moskow.Rusia mengatakan Luhansk dikuasai untuk memberi kemerdekaan bagi wilayah yang memproklamasikan diri sebagai Republik Rakyat Luhansk itu dan diakui Rusia.


Berita Terkait



add images