iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) serentak di Jambi menuai berbagai pro dan kontra. Pasalnya, setelah pembelajaran daring selama kurang lebih 1,5 tahun,  kembalinya kegiatan belajar mengajar secara luring memicu miskomunikasi dari pihak sekolah dengan orang tua atau wali siswa.

“Orangtua menginginkan PTM , namun kerja sama untuk menyukseskannyan masih kurang,” keluh Bambang Hermanto, Kepala SMPN 17 Kota Jambi saat diwawancari.

Ia mengatakan untuk kegiatan PTM ini membutuhkan dukungan dari orang tua. Ini dibuktikan dengan surat pernyataan orang tua mengizinkan siswa mengikuti PTM. Meski sebagian besar orang tua siswa memberikan izin, masih ada yang tidak mengizinkan dan belum memberikan respon sama sekali.

“Kami kesulitan menghubungi beberapa orang tua atau wali siswa. Bahkan ada siswa yang sejak pembelajaran Daring tidak hadir. Ada juga orang tua yang sedang berada di luar kota sehingga sulit diberikan informasi mengenai PTM,” jelasnya.

Dalam kegiatan PTM, ia mengatakan sekolah telah mempersiapkan Prokes serta rencana kegiatan PTM mulai dari kehadiran hingga kepulangan siswa. Sebelum memasuki area sekolah, siswa wajib melakukan pengecakan suhu dan melakukan pendataan dengan menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin. Untuk siswa yang masih berusia di bawah 12 tahun tetap diperbolehkan mengikuti PTM dengan prokes yang ketat.

Di gerbang sekolah, beberapa siswa dan orang tua tidak diperbolehkan memasuki area sekolah karena suhu tubuh berada di atas normal dan tidak membawa surat atau sertifikat vaksin.

“Saya agak gagap teknologi, ini saja tahu PTM sudah dibuka dari tetangga,” kata Novi, salah satu orang tua siswa.

 “Saya setuju saja dengan PTM ini, selain memudahkan saya untuk membimbing anak belajar, anak juga lebih senang belajar di sekolah dibandingkan daring. Namum, karena kartu vaksin anak saya hilang, jadi ya bermasalah,” timpal Asih, orang tua siswa lainnya.

Kegiatan belajar mengajar selama PTM hanya berlangsung selama 3 jam, sehingga materi yang diberikan difokuskan secara esensial, singkat dan tepat. Selama PTM, ekstrakulikuler sementara akan ditiadakan.

Selain itu, daya tahan siswa dikondisi pandemi juga mendapat perhatian khusus. Setiap hari Senin dan Jumat, siswa secara bergantian akan diarahkan untuk mengikuti senam bersama.

“Untuk hari pertama kami fokuskan kepengenalan dan peraturan sekolah serta pengarahan siswa untuk tetap mengikuti prokes,” tutur Bambang lagi.

Ke depannya, Bambang terus melakukan evaluasi selama PTM berjalan.

 “Untuk prokes dan sistem pembelajaran sudah kami desain sedemikian rupa agar dapat berjalan dengan baik  PTM ini. Sisanya adalah kerja sama dengan orang tua dalam menyukseskan PTM ini,” harapnya. (pas)

 

 


Berita Terkait



add images