iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Vaksin anti virus Corona (COVID-19) saat ini sedang memasuki tahap uji klinis. Pada Januari 2021, seluruh masyarakat Indonesia ditargetkan sudah dapat menerima vaksin tersebut. Presiden Joko Widodo menyebut salah satunya adalah vaksin merah putih.

“Harapannya uji klinis yang ketiga ini Insya Allah dapat diselesaikan dalam 6 bulan. Insya Allah, Januari 2021 kita bisa memproduksi dan sekaligus kalau siap, langsung diberi vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air,” ujar Jokowi di Bandung, Jawa Barat, seperti yang disiarkan saluran YouTube Setpres, Selasa (10/8).

Menurutnya, ada dua vaksin yang saat ini sedang dikembangkan dan dikerjakan oleh pemerintah bekerja sama dengan lembaga terkait. Yaitu vaksin dari Sinovac, China dan vaksin Merah Putih yang seluruhnya buatan Indonesia.

“Jadi kita mengembangkan full sendiri oleh lembaga Eijkman dan juga BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), Kementerian Riset dan Teknologi dan universitas-universitas yang kita miliki. Yakni vaksin Merah Putih,” paparnya.

Untuk vaksin COVID-19 dari Sinovac, China, produksinya akan dilakukan oleh Bio Farma. Sedangkan uji klinis dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. “Sudah 3 bulan ini mengembangkan vaksin sendiri dari isolated yang dikembangkan dari virus COVID-19 yang beredar di Indonesia,” ucapnya.

Vaksin Merah Putih akan selesai pada pertengahan 2021. “Selain itu kita juga membuka diri untuk juga bekerja sama. Misalnya dengan Sinovac dari Tiongkok. Kemudian dengan Uni Emirat Arab di G-42. Dengan Korea Selatan juga. Kita membuka diri dalam rangka secepat-cepatnya melakukan vaksinasi bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Kepala Negara.

Mantan Gubenur DKI Jakarta itu menjelaskan perbedaannya vaksin Sinovac dan vaksi merah putih. Untuk vaksi Sinovac menggunakan satu virus kemudian diperbanyak di laboratorium. Virus tersebut kemudian dipisahkan dan dilakukan inaktivasi agar aman bagi manusia.

Sedangkan vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan. Artinya tidak seluruh virus digunakan. Tetapi hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting. Selanjutnya, diperbanyak dan dijadikan antigen.

Vaksin Merah Putih sendiri dijadwalkan menyelesaikan uji coba pada hewan pada akhir 2020. Setelah uji hewan efektif, bibit vaksin nantinya akan diserahkan ke Bio Farma untuk selanjutnya dilakukan uji praklinis dan klinis.

PT Bio Farma milik BUMN dipercaya memproduksi vaksin virus Corona. Jokowi mengatakan, Bio Farma bisa memproduksi hingga 100 juta vaksin pada bulan ini. “Produksi untuk vaksin juga dilakukan oleh Bio Farma pada Agustus 2020 sebanyak 100 juta vaksin. Nanti di Desember 2020, sudah meningkat jadi 250 juta vaksin. Artinya vaksin ini digunakan untuk vaksinasi di Tanah Air,” tukasnya.

Selain itu, Jokowi juga mengungkap ada 70 persen warga di satu daerah di Jawa yang belum mengenakan masker. “Saya nggak mau sebut provinsinya. Tetapi, dari survei yang kita lakukan, 70 persen warganya belum memakai masker. Angka ini besar sekali,” beber Jokowi.

Karena itu, agar lebih banyak orang tertib mengenakan masker, pemerintah akan menertibkan warga. Cara penertibannya adalah menggunakan bantuan aparat TNI dan Polri. “Saya harapkan dalam dua minggu ini dibantu TNI-Polri, Gugus Tugas Daerah, urusan masker ini betul-betul kita kerjakan all out dan masif,” tegas mantan Wali Kota Solo ini.

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah memilih vaksin COVID-19 dari sejumlah kandidat dengan kriteria yang terbaik dan tercepat. Sehingga aman dan efektif untuk menangani wabah. “Tentunya kita mencari yang terbaik dan tercepat. Tapi harus aman dan efektif bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Wiku di Jakarta, Selasa (11/8).

Dia menjamin pemerintah akan memastikan keamanan dan efektivitas dari vaksin COVID-19 tersebut. “Seluruh dunia berlomba untuk bisa melindungi rakyatnya. Salah satunya dengan vaksin. Karena itu, pemerintah Indonesia juga mengupayakan hal tersebut. Saat inim Sinovac yang berkonsorsium dengan Bio Farma, adalah pihak yang memiliki kandidat vaksin paling maju,” papar Wiku.

Terpisah, Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID -19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir menyebut vaksin COVID-19 dari Sinovac akan didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ini akan dilakukan apabila telah menyelesaikan tahap uji klinis fase III.

“Kini kita tunggu enam bulan ke depan, mohon doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini. Insya Allah, jika uji klinis fase III berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke Badan POM. Selanjutnya, diproduksi massal dan bisa digunakan mengatasi COVID-19,” tegas Erick.

Menurutnya, tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap III. Bio Farma menyatakan BPOM sudah mengetahui hasil positif dari tahapan uji klinis vaksin COVID-19. Mulai dari uji pre-klinis, uji klinis tahap 1 dan uji klinis tahap 2 yang dilakukan di China.

Kerja sama Bio Farma dengan Sinovac dilakukan karena memiliki kesamaan platform antara vaksin yang dikembangkan Sinovac dengan kemampuan Bio Farma memproduksinya. Menteri BUMN itu menyatakan kesiapan Bio Farma meningkatkan kapasitas produksi dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada di lahan Bio Farma tanpa perlu penambahan investasi. “Bio Farma siap menambah kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis sehingga mencapai jumlah 250 juta dosis,” pungkasnya. (rh/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images