iklan DPRD Batanghari Geram dengan Kinerja Kepala Kesbangpol
DPRD Batanghari Geram dengan Kinerja Kepala Kesbangpol (Reza / Jambiupdate.co)

JAMBIUPDATE.CO,MUARABULIAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Batanghari dibuat geram dengan kinerja Kepala Kesbangpol Kabupaten Batanghari yakni Fahrizal,SH.MH, pasalnya Kepala Kesbangpol sekaligus Sekretaris Tim Terpadu (Timdu) Kabupaten Batanghari ini tidak menghadiri rapat penyelesai konflik antara PT Berkah Sawit Utama (BSU) dan SAD 113 Desa Bungku. Senin (10/08).

Kekecewaan terhadap Seketaris Timdu Batanghari ini diutarakan Aminuddin, Anggota DPRD Batanghari dari Fraksi Gerindra yang melihat pihak Kasbangpol kembali mengirimkan perwakikan ketika rapat. Anggota Fraksi Gerindra ini menilai kehadirihan Seketaris Timdu sangat penting karena bersangkutan mengetahui betul titik persoalan.

"Kita mempertanyakan sampai dimana pelaksanaannya dan berapa sudah habis biayanya. Kalau la memang Timdu ini dapat memberikan penjelasan. Dan yang pantas menurut Saya Seketaris itu (Fahrizal). Dan kenapa setiap kali pertemuan seketaris ini tidak pernah hadir," kesal Aminuddin.

Aminuddin juga sangat menyayangkan anggapan yang berkembang di tengah masyarakat yang mempertanyakan mulai dari BBU, PT Asiatik yang sekarang beruba nama menjadi PT BSU berapa sebenarnya luasnya. Yang mana mareka kuatirkan, tidak sesuai denga luas peta dengan realisasinya yang ada dilapangan.

"Masyarakat ini kan ada kecurigaan. Karenanya menurut saya perlu dilakuakan pengukuran ulang luas HGU, sehingga bisa tahu sebenarnya berapa luas HGU yang dimiliki Perusahaan PT BSU sekarang, mudah-mudahan sesuai. Ini juga supaya tidak menjadi pertanyaan lagi di tengah masyarakat," ujarnya.

Menaggapi pertanyaan Aminuddin terkait tidak hadir Kakan Kasbangpol Batanghari, Fahrizal, dalam rapat tersebut. Ansori yang menjadi perwakilan pihak Kasbangpol, menyebutkan bahwa tidak hadirnya Seketaris Timdu yang hanya mengirimkan perwakilan disebabkan ada sesuatu urusan keluarga.

"Untuk ketidakhadiran Pak Seketaris (Fahrizal) , beliau mohon ijin pak, tadi saya telah melaporkan bahwa Kami mau rapat, kebetulan beliau ada keperluan menyiapkan data anaknya kemaren."sebut Ansori.

Terkait menanggapi persoalan anggaran yang ada untuk Timdu Batanghari. Ansori mengaku, anggaran yang ada di Timdu memang cukup besar yang mana awalnya anggaran mencapai Rp 1 Milyar lebih, hingga turun menjadi Rp 500 juta di tahun 2020. Dan anggaran yang disediakan, tidak penuh digunakan, tiap tahun tetap ada silva.

"Anggaran ini Saya sendiri minta anggaran diturunkan karena Saya berpikir terlalu berlebih. Sebelumnya, saya juga yang mengajukan anggaran (1 Milyar Lebih) dan waktu mengajukan dalam beberapa kali hearing memang saya berkeras karna konflik ini tidak bisa diprediksikan, sehingga anggaran diloloskan,"Pungkasnya.(rza)


Berita Terkait



add images