iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memastikan saat diberlakukannya masa tatanan normal baru atau new normal pada Juli 2020 mendatang pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) aman.

Meski belum dapat memproyeksikan berapa banyak peningkatan konsumsi pada saat new normal, namun Perseroan menyakini pasokan BBP mencukupi.

“Iya, Pertamina sudah siap ketersediaan pasokan, dan distribusi BBM dan LPG,” ujar VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, kemarin (2/6).

Melansir data dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) per 25 Mei 2020, stok premium sebanyak 1,39 juta kiloliter (kl), Pertalite 1,34 juta kl, Pertamax 1,31 juta kl, Pertamax Turbo 44.093 kl, Solar 1,75 kl, Pertamina Dex 65.551 kl, Dexlite 44.585 kl, kerosene 78.475 kl.

Dengan demikian, pasokan BBM akan mencukupi saat diberlakukan new normal nanti. Ditambah lagi, pada masa pandemi Covid-19 terjadi penurunan konsumsi BBM sekitar 30 pesen.

Pihak Pertamina mencatat, sejumlah kota yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) konsumsi BBM turun hingga 60 persen.

Jadinya, pasokan yang seharusnya telah habis pada saat Ramadan dan Lebaran Idul Fitri kemarin, pasokannya masih ada. “Kondisi ini menyebabkan biaya invetory Pertamina menjadi meningkat. Permintaan BBM menurun karena rendahnya aktivitas masyarakat, dan juga industri banyak yang tutup,” ucapnya.

Sementara Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menilai penerapan new normal di sektor transportasi massal akan sulit karena kapasitas kapasitas angkutan umum massal di Jabodetabek tidak dapat menjamin pelaksanaan physicall distancing.

“(New normal) sulit untuk melakukan penambahan kapasitas angkutan umum massal secara signifikan pada jam-jam sibuk agar tercapai physical distancing dengan demand setara dengan pada masa sebelum pandemi,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, kemarin (2/6).

Dia mencontohkan layanan KRL pada jam-jam sibuk tak mungkun akan menambah kapasitas pada saat ini. Juga pihak KRL sulit untuk membatasi penumpang di mana terjadi terjadinya banyaknya penumpang.

“Jadi seharusnya masa new normal tidak semuanya harus kembali kerja ke kantor seperti sebelum pandemi. Yang masih bisa work from home (WFH) ya semestinya tetap WFH atau minimal ada pengurangan kehadiran ke kantor,” pungkasnya.(din/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images